TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Belanda pada Jumat mengatakan mereka mungkin harus menutup kedutaan besarnya di Kabul dan bergerak cepat untuk membawa kembali beberapa staf lokal Afganistan ketika situasi keamanan memburuk di tengah serangan Taliban.
Menteri Luar Negeri Sigrid Kaag mengatakan kepada wartawan di Den Haag, Belanda bermaksud untuk membuka kedutaannya selama mungkin, tetapi ini bisa terbukti tidak dapat dipertahankan jika Kabul berada di bawah pengepungan Taliban atau ditangkap oleh gerilyawan, dikutip dari Reuters, 13 Agustus 2021.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Belanda mengonfirmasi penarikan karyawan kedutaan sedang berlangsung tetapi tidak akan mengatakan berapa banyak staf Belanda yang tersisa, dengan alasan masalah keamanan.
"Kami sedang mengevaluasi semua opsi," kata Tessa van Staden.
Menteri Pertahanan Ank Bijleveld mengatakan kementeriannya bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman untuk membawa penerjemah yang bekerja untuk Belanda, NL Times melaporkan.
Dari 273 penerjemah, sekitar 110 kini telah dibawa ke Belanda bersama keluarga mereka, katanya. Dia berharap bisa membawa sisanya ke Belanda "lebih cepat".
"Saya berharap kedutaan akan tetap buka selama mungkin karena itu juga penting untuk pekerjaan yang baru saja kita bicarakan," katanya.
Pemberontak Taliban berjaga di persimpangan jalan utama di Kota Ghazni, Afganistan, 12 Agustus 2021. Taliban Handout/via REUTERS
Pekan lalu Kementerian Luar Negeri Belanda meminta warga Belanda yang tersisa di Afganistan untuk segera pergi, dan memperingatkan bahwa kedutaan tidak dapat mendukung atau mengevakuasi mereka.
Taliban memperketat cengkeraman mereka di Afganistan pada hari Jumat, merebut kendali atas kota-kota terbesar kedua dan ketiganya sementara kedutaan-kedutaan Barat bersiap untuk mengirim pasukan untuk membantu mengevakuasi staf dari ibu kota.
Kekalahan itu telah memicu kekhawatiran pemerintah Kabul yang didukung AS bisa jatuh ke tangan pemberontak ketika pasukan internasional menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang.
Seorang pejabat pertahanan AS mengutip intelijen AS yang mengatakan minggu ini bahwa Taliban dapat menguasai Kabul dalam waktu 90 hari.
Baca juga: Daftar Ibu Kota Provinsi Afganistan yang Jatuh ke Tangan Taliban
REUTERS | NL TIMES