Amerika Serikat Mencoba Lagi Ekstradisi Julian Assange dari Inggris

Reporter

Tempo.co

Kamis, 12 Agustus 2021 14:00 WIB

Julian Assange. REUTERS/Finbarr O'Reilly

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang hakim di London, Inggris, pada Rabu, 11 Agustus 2021, memperluas cakupan banding yang diajukan oleh Amerika Serikat yang ingin mengekstradisi pendiri Wikileaks, Julian Assange. Pada akhir Oktober 2021, sidang baru akan digelar atas kasus ini.

Sebelumnya pada sidang Januari 2021 lalu diputuskan Assange tidak akan di ekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuntutan kriminal, termasuk tuduhan melanggar undang-undang mata-mata. Kesehatan mental Assange bisa berisiko mendorongnya melakukan upaya bunuh diri.

Jaksa penuntut negara Swedia Eva-Marie Persson mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan apakah dia akan membuka kembali penyelidikan awal terhadap tuduhan pemerkosaan terhadap Julian Assange di Stockholm pada Senin, 13 Mei. RUPTLY

Advertising
Advertising

Di Amerika Serikat, Assange menghadapi 18 dakwaan karena melanggar undang-undang mata-mata dan berkonspirasi untuk membajak sejumlah komputer pemerintah.

Wikileaks pada 2010 mengunggah sebuah rekaman video tentara Amerika Serikat pada 2007 menggunakan sejumlah helikopter Apache melakukan penyerangan hingga menewaskan puluhan orang. Diantara korban tewas itu adalah staf kantor berita Reuters.

Wikileaks kemudian mempublikasi ribuan file-file rahasia dan kabel diplomatik melalui situs mereka.

Amerika Serikat sudah meminta izin agar diperbolehkan mengajukan banding atas putusan yang dijatuhkan pada Januari 2021. Pada Rabu, 11 Agustus 2021, hakim Timothy Holroyde pun memutuskan akan memperpanjang proses evaluasi ulang atas masukan dari para ahli terhadap kemungkinan Assange melakukan bunuh diri.

Holroyde mengakui adalah hal yang tidak biasa sebuah pengadilan banding mempertimbangkan bukti dari seorang saksi ahli yang sudah diterima dari sebuah pengadilan tingkat pertama. Akan tetapi Holroyde meyakinkan hal ini bisa diperdebatkan sehingga pengadilan banding bisa saja membuat penilaian berbeda.

Baca juga: Ekuador Cabut Kewarganegaraan Pendiri Wikileaks Julian Assange

Sumber: Reuters

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

4 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

4 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

4 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

4 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

7 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

7 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya