Amerika Sebut Upaya Pembunuhan terhadap Dubes Myanmar Mengerikan

Senin, 9 Agustus 2021 17:30 WIB

Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun mengacungkan tiga jari di akhir pidatonya di depan Majelis Umum di mana ia memohon tindakan internasional dalam membatalkan kudeta militer di negaranya seperti yang terlihat dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video, di wilayah Manhattan di New York City, New York, AS, 26 Februari 2021. [United Nations TV / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Amerika untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Linda Thomas Greenfield, menyebut upaya pembunuhan terhadap Duta Besar Myanmar Kyaw Moe Tun sebagai hal yang mengerikan. Di satu sisi, kata ia, hal tersebut sekaligus menggambarkan seberapa jauh Junta Myanmar mencoba menyingkirkan orang-orang yang bertentangan dengannya.

"Upaya itu pas dengan ciri-ciri pemimpin otoriter dan bagaimana pengaruh mereka menjangkau simpatisan di seluruh penjuru dunia untuk mempersekusi atau menekan jurnalis, aktivis, atau siapa pun yang melawan," ujar Greenfield, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 8 Agustus 2021.

Diberitakan sebelumnya, dua warga negara Myanmar telah ditangkap Kepolisian New York dan FBI karena merencanakan pembunuhan terhadap Kyaw Moe Tun. Kedua warga tersebut bersekongkol dengan pedagang senjata asal Thailand yang juga langganan militer Myanmar.

Kedua warga yang ditangkap diketahui bernama Phyo Hein Htut (28) dan Ye Hein Zaw (20). Mereka telah ditetapkan sebagai tersangka untuk kasus pembunuhan berencana serta konspirasi untuk menyerang pejabat negara. Atas tindakannya, mereka terancam hukuman penjara lima tahun.

Kyaw Moe Tun sendiri dibenci oleh junta Myanmar sebab dia memilih untuk berseberangan dengan mereka walaupun sudah dilarang. Bahkan, dalam forum PBB, ia secara vokal dan terang-terangan mengecam kepemimpinan junta Myanmar dan menganggapnya sebagai pemerintahan yang tidak sah karena didapat via kudeta 1 Februari lalu.

Greenfield melanjutkan bahwa kasus Kyaw Moe Tun mengingatkan ia dengan kasus atlet Belarus Kristina Timanovskaya yang diusir paksa dari Belarus dan upaya Iran menculik jurnalis di New York. Hal itu menggambarkan betapa jarak tidak mempengaruhi upaya pemimpin otoriter menyingkirkan penghalangnya.

"Itu baru beberapa contoh represi transnasional, namun tetap harus direspon dengan kecaman internasional dan akuntabilitas," ujar Linda Thomas Greenfield mengomentari isu Myanmar, Belarus, dan Iran.

ISTMAN MP | REUTERS

Baca juga: Mencoba Membunuh Dubesnya Sendiri, Dua Warga Myanmar Ditangkap di Amerika

Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

3 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

7 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

9 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya