Sumber Pentagon: Amerika Tak Akan Bantu Afghanistan Ambil Kunduz dari Taliban

Senin, 9 Agustus 2021 12:30 WIB

Anggota Pasukan Khusus Afghanistan setelah pertempuran hebat dengan Taliban selama misi penyelamatan seorang polisi yang terkepung di provinsi Kandahar, Afghanistan, 13 Juli 2021. REUTERS/Danish Siddiqui

TEMPO.CO, Jakarta - Afghanistan akan berjuang sendirian untuk mengambil alih empat ibu kota provinsi yang diambil alih Taliban sepanjang pekan lalu. Pejabat di Kementerian Pertahanan Amerika (Pentagon) mengatakan tak ada rencana dari mereka untuk merespon pengambilalihan oleh Taliban tersebut.

Sikap itu kontras dengan rekam jejak Amerika di Afghanistan selama ini. Dulu, jika Taliban mencoba mengambil alih wilayah Afghanistan, Amerika akan dengan cepat meresponnya bersama pasukan lokal. Kunduz, salah satu ibu kota provinsi yang diambil alih Taliban, dua kali dibantu Amerika untuk merespon invasi Taliban.

"Tak ada rencana aksi apapun selain serangan udara dalam jumlah terbatas," ujar pejabat Kementerian Pertahanan, yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari New York Times, Senin, 9 Agustus 2021.

Diberitakan sebelumnya, Taliban berhasil mengambil alih Zaranj, Kunduz, Sar-e Pul, dan Taloqan dalam empat hari terakhir. Keempatnya adalah ibu kota provinsi yang akan memberikan Taliban keuntungan strategis terhadap Militer Afghanistan.

Dari keempatnya, pengambilalihan Zaranj adalah pencapaian terbesar. Zaranj adalah ibu kota provinsi pertama yang berhasil diambil alih Taliban dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, ketika Militer Amerika masih sepenuhnya beroperasi di Afghanistan, hal itu sulit dicapai.



Sekarang, mayoritas personil Militer Amerika sudah ditarik pulang. Mereka yang tersisa tidak ada ribuan, kebanyakan menjaga kantor-kantor diplomatik Amerika. Presiden Joe Biden, bulan lalu, mengatakan bantuan dari Amerika sudah cukup dan Afghanistan siap menghadapi Taliban sendirian.

Pejabat lain di Kementerian Pertahanan mengatakan, hanya tersisa 650 tentara Amerika di Afghanistan sekarang. Dengan jumlah tersebut, plus serangan udara, tak banyak yang bisa dilakukan untuk membantu Afghanistan merebut wilayah dari Taliban. Apa yang bisa dilakukan selanjutnya adalah mencegah ibu kota lainnya jatuh ke Taliban juga.

Wesley Clark, mantan Jenderal NATO di masa Presiden Bill Clinton menyebut apa yang terjadi di Zaranj, Kunduz, Sar-e Pul, dan Taloqan sebagai tragedi ke warga Afganistan. Menurutnya, Amerika salah perhitungan, menduga Afghanistan siap menghadapi Taliban sendirian.

"Sebuah tragedi untuk warga Afghanistan dan konsekuensi dari kegagalan dan salah perhitungannya Amerika," ujar Clark.

Per berita ini ditulis, kurang lebih 2400 orang tewas selama pertempuran Taliban - Afghanistan. Pertempuran itu sendiri sudah berjalan empat bulan lebih, sejak akhir April ketika Amerika mulai menarik pasukannya.

Baca juga: Pilot di Afganistan Jadi Sasaran Bom Taliban

ISTMAN MP | NY TIMES | REUTERS

Berita terkait

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

5 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

8 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

13 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

13 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

23 hari lalu

Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

Perayaan gerhana matahari di Amerika Utara dilakukan besar-besaran. Ada pesta pernikahan hingga pertunjukan musik.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

24 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya