Malaysia Memanas, Mahathir Mohamad - Anwar Ibrahim Minta Perdana Menteri Mundur

Reporter

Tempo.co

Senin, 2 Agustus 2021 15:36 WIB

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad datang untuk mengunjungi pemimpin oposisi yang dipenjara, Anwar Ibrahim, yang memulihkan diri dari operasi, di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 Januari 2018. PM Mahathir Mohamad telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah pada Senin siang. REUTERS/Lai Seng Sin

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi politik di Malaysia memanas. Para pemimpin oposisi Malaysia termasuk Anwar Ibrahim dan Dr Mahathir Mohamad berkumpul di Lapangan Merdeka pada Senin, 2 Agustus 2021 setelah dihalangi masuk ke gedung parlemen oleh pihak berwenang.

Pertemuan parlemen khusus yang rencananya digelar hari ini ditunda karena sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat terinfeksi Covid-19. Namun anggota parlemen oposisi bersikeras untuk berkumpul dan mereka tidak setuju sidang ditangguhkan.

Seperti dikutip oleh Malay Mail, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan pemerintah yang dipimpin Muhyiddin Yassin telah kehilangan dukungan mayoritas. “Dari segi jumlah anggota parlemen, pemerintahan Muhyiddin telah jatuh, dan saya mendapat informasi bahwa ada pihak lain yang meminta untuk keluar dari Perikatan Nasional," kata Anwar.

Dengan partai-partai yang menarik dukungannya, menurut Anwar Ibrahim, pemerintah Muhyiddin Yassin sudah jatuh.

Adapun Partai Pejuang, partai Mahathir Mohamad, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah telah melanggar prinsip-prinsip demokrasi parlementer dan mengolok-olok keputusan raja. Partai Pejuang menyerukan perdana menteri dan kabinet mengambil jalan yang terhormat dan segera mundur dari jabatan mereka.

Advertising
Advertising

"Krisis politik yang berkelanjutan hanya dapat berakhir dengan cara ini dan perhatian penuh dapat diberikan pada upaya untuk memecahkan krisis kesehatan, ekonomi dan sosial yang melanda negara ini," menurut pernyataan itu.

Anggota parlemen oposisi menggelar spanduk menyerukan Muhyiddin Yassin dan kabinetnya mengundurkan diri. Mereka berusaha berbaris dari Lapangan Merdeka ke parlemen namun diblokir oleh Federal Reserve Unit (FRU). FRU biasanya diaktifkan untuk menangani kerusuhan. Rombongan kemudian bubar dengan damai.

Pada hari Sabtu, Sekretaris DPR mengatakan rapat parlemen Senin akan ditunda karena kasus COVID-19 terdeteksi di parlemen.

Partai oposisi meminta Muhyiddin Yassin mengundurkan diri minggu ini setelah Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah, mengeluarkan teguran. Raja menegus karena pemerintah mencabut Undang-undang Darurat Nasional Covid-19 yang berlaku sejak Januari tanpa persetujuan raja.

Raja sempat meminta pencabutan darurat nasional terkait penanganan pandemi untuk diperdebatkan di parlemen, namun pemerintah Muhyiddin Yassin mengatakan itu tidak perlu.

CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS

Baca: Sesi Parlemen Malaysia Ditunda, Muhyiddin Yassin Lolos dari Mosi Tidak Percaya

Berita terkait

Kronologi BNN Ungkap Kasus Peredaran Narkotika Asal Malaysia

10 jam lalu

Kronologi BNN Ungkap Kasus Peredaran Narkotika Asal Malaysia

Dari penggeledahan itu, BNN temukan dua bungkus kemasan teh Cina berisi 10.345 butir narkotika jenis ekstasi.

Baca Selengkapnya

Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

17 jam lalu

Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Pada Agustus 2024, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di Swedia, Filipina, dan Thailand, melaporkan peningkatan kasus Mpox atau cacar monyet.

Baca Selengkapnya

Menkeu Pangkas Besaran Pungutan Ekspor Produk Sawit, Malaysia Ketar-ketir

18 jam lalu

Menkeu Pangkas Besaran Pungutan Ekspor Produk Sawit, Malaysia Ketar-ketir

Pemerintah Indonesia akan memangkas besaran pungutan ekspor produk sawit untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Penerbangan ke Australia Anjlok Hingga 49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap

22 jam lalu

Top 3 Dunia: Penerbangan ke Australia Anjlok Hingga 49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap

Berita Top 3 Dunia pada Kamis 19 September 2024 diawali kabar sebuah pesawat Qantas Australia yang anjlok 20.000 kaki dalam waktu hanya enam menit

Baca Selengkapnya

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

1 hari lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Pimpinan Global Ikhwan Malaysia Ditangkap dalam Kasus Sodomi di Panti Asuhan

1 hari lalu

Pimpinan Global Ikhwan Malaysia Ditangkap dalam Kasus Sodomi di Panti Asuhan

Pimpinan Global Ikhwan Malaysia yang dituduh menjalankan panti asuhan di mana anak-anak diduga mengalami pelecehan seksual, ditangkap polisi

Baca Selengkapnya

KKP Segel Resor-Resor Tak Berizin Milik Asing di Dua Pulau Terluar Indonesia

1 hari lalu

KKP Segel Resor-Resor Tak Berizin Milik Asing di Dua Pulau Terluar Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua resor milik asing yang tak memiliki izin

Baca Selengkapnya

Youtuber IShowSpeed Bingung Saat Fans Sebut Batik dari Malaysia

2 hari lalu

Youtuber IShowSpeed Bingung Saat Fans Sebut Batik dari Malaysia

Video IShowSpeed trending di media sosial setelah menerima batik dari penggemar Malaysia yang mengklaim sebagai pakaian tradisional mereka.

Baca Selengkapnya

Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

3 hari lalu

Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

Mpox yang dipicu oleh virus cacar monyet ditemukan lagi di Malaysia. Seperti apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Pimpinan Global Ikhwan Malaysia Akui Adanya Kasus Sodomi di Panti Asuhan Mereka

5 hari lalu

Pimpinan Global Ikhwan Malaysia Akui Adanya Kasus Sodomi di Panti Asuhan Mereka

Global Ikhwan yang terafiliasi dengan Al-Arqom di Malaysia mengakui adanya kasus sodomi di panti asuhan yang mengurus ratusan anak tersebut.

Baca Selengkapnya