Miliarder Cina Peternak Babi Dihukum 18 Tahun Karena Kritik Pemerintah

Reporter

Tempo.co

Kamis, 29 Juli 2021 19:24 WIB

Sun Dawu. Handout/SCMP

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang miliarder Cina Sun Dawu yang berprofesi sebagai peternak babi dijatuhi hukuman 18 tahun penjara dan denda 3,11 juta yuan atau setara Rp 6,9 miliar karena berani mengkritik pemerintah Cina. Menurut pernyataan resmi Pengadilan Rakyat Gaobeidian di Cina, Sun Dawu telah menimbulkan pertengkaran dan memprovokasi masalah.

Sun ditangkap pada Maret tahun ini. Ia adalah pemilik perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan, Hebei Dawu. Perusahaan yang beroperasi di Cina itu mempekerjakan sekitar 9.000 orang dalam pemrosesan unggas, produksi makanan hewan peliharaan dan industri lainnya. Selain sebagai pengusaha, Sun dikenal juga sebagai kritikus Partai Komunis China yang berkuasa.

Pengadilan Rakyat Gaobeidian menyatakan Sun bersalah karena sederet tuduhan. Di antaranya adalah mengumpulkan massa untuk menyerbu institusi negara, menghalangi layanan publik, memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah, mengganggu produksi dan operasi, melakukan perdagangan paksa, penambangan ilegal, pendudukan ilegal lahan pertanian, penyerapan ilegal deposito publik.

Sun adalah salah satu dari sedikit orang di Cina yang menuduh pemerintah berusaha menutupi tingkat wabah flu babi Afrika pada 2019. Wabah flu babi itu akhirnya membunuh lebih dari 100 juta babi di negara tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Mei 2019, Sun mengatakan pejabat setempat hanya menguji ulang babinya untuk penyakit itu ketika dia mulai memposting gambar hewan mati secara online.

Advertising
Advertising

Ada juga laporan di media lokal bahwa miliarder Cina, Sun Dawu terlibat dalam sengketa tanah dengan pertanian milik pemerintah setempat. Sun juga mengklaim puluhan karyawan perusahaannya terluka setelah berkelahi dengan polisi pada 2020. Karyawannya berupaya menghentikan pegawai pemerintah yang ingin merobohkan salah satu bangunan di pabrik.

Dalam sebuah pernyataan pada 14 Juli, kelompok advokasi Pembela Hak Asasi Manusia China (CHRD) mengatakan Sun diadili sebagai upaya terang-terangan atas dukungannya terhadap hak asasi manusia.

"Sun Dawu telah memberikan kontribusi luar biasa untuk meningkatkan kehidupan warga di pedesaan. Dukungannya merupakan bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan orang-orang di pinggiran ekonomi Cina," kata Ramona Li, peneliti senior. Sun ditangkap bersama istri dan anak-anaknya yang sudah dewasa.

Sebelum Sun, miliarder Cina lainnya Ren Zhiqiang telah dijatuhi hukuman 18 tahun pada September 2020 karena pelanggaran terkait korupsi. Ia dijuluki "The Cannon" karena Ren berani mengkritik strategi pencegahan virus corona Presiden China Xi Jinping.

CNN

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

5 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

17 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

18 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

18 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya