Prancis Kesal Dikecualikan Inggris dari Kebijakan Bebas Karantina

Kamis, 29 Juli 2021 16:45 WIB

Orang-orang, beberapa mengenakan masker, berjalan di atas Jembatan Westminster, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di London, Inggris, 4 Juli 2021.[REUTERS/Henry Nicholls]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Prancis menyesalkan keputusan Inggris mengecualikan mereka dari kebijakan bebas karantina. Menurut mereka, keputusan tersebut diskriminatif dan tidak masuk akal mengingat negara-negara Uni Eropa lainnya diperlakukan berbeda.

Diberitakan sebelumnya, Inggris akhirnya melonggarkan kebijakan COVID-19 miliknya untuk para pendatang dari Amerika dan Uni Eropa. Selama mereka tervaksinasi penuh, pendatang dari keduanya tidak wajib menjalani karantina yang selama ini harus dibiayai sendiri. Walau begitu, mereka tetap wajib berangkat dan tiba dalam keadaan negatif COVID-19.

Dari sekian negara Uni Eropa yang dibebaskan dari wajib karantina, hanya Prancis yang dikecualikan. Pertimbangan Inggris, varian Beta COVID-19 terdeteksi di Prancis. Alhasil, pendatang dari Prancis, baik warga asli ataupun warga Inggris, wajib menjalani karantina dengan biaya sendiri.

"Berlebihan dan tidak masuk akal berdasarkan ilmu kesehatan. Keputusan itu tidak berdasarkan data ilmiah dan diskriminatif terhadap warga Prancis," ujar Menteri Eropa Prancis, Clement Beaune, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 29 Juli 2021.

Beaune berharap Inggris mengkaji kembali dan merevisi kebijakan karantina tersebut sebelum berlaku. Jika tak ada halangan, Inggris akan mulai menerapkan bebas karantina untuk mereka yang tervaksin penuh per pekan depan.

"Untuk sementara ini, kami tidak memiliki rencana untuk melakukan pendekatan tit-for-tat," ujar Beaune menambahkan.

Terlepas protes dari Prancis, keputusan Inggris untuk membebaskan pendatang asal Amerika dan Uni Eropa (yang tervaksin penuh) dari wajib karantina diapresiasi berbagai pelaku usaha. Terutama, mereka yang bekerja di sektor pariwisata. Menurut mereka, keputusan itu tepat datangnya karena liburan musim panas akan datang.

Di pasar saham, keputusan Inggris juga berdampak pada nilai-nilai maskapai penerbangan. Nilai saham British Airways naik 3 persen, EasyJet 4 persen, dan Wizz Air 7 persen. EasyJet mengaku bakal langsung memanfaatkan momentum ini dengan menambah jumlah penerbangan pulang pergi Inggris - Eropa.

Baca juga: Inggris: Pendatang Amerika dan Eropa yang Tervaksin Penuh Tak Wajib Karantina

REUTERS | ISTMAN MP

Berita terkait

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

43 menit lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

4 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

15 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

18 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya