Dilanda Pandemi COVID-19 dan Terisolir, Junta Myanmar Minta Tolong

Kamis, 29 Juli 2021 10:00 WIB

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar kelimpungan menghadapi COVID-19. Terisolir karena sanksi dari berbagai negara, Junta Myanmar meminta komunitas internasional untuk membantunya menekan pandemi. Adapun hal tersebut disampaikan pemimpin junta, Jenderal Min Aung Hlaing, dalam pernyataann persnya di media milik pemerintah, Global New Light Myanmar.

Menurut laporan Global New Light, Min Aung Hlaing mengajukan bantuan dalam hal pencegahan, pengendalian, dan perawatan pasien COVID-19. Adapun permohonan secara spesifik ia sampaikan ke sesama anggota ASEAN serta "negara-negara sahabat".

"Vaksinasi perlu ditingkatkan, baik dari dosis yang didonasikan ataupun dari vaksin yang diproduksi secara domestik," ujar Min Aung Hlaing, Kamis, 29 Juli 2021

Min Aung Hlaing melanjutkan bahwa ia membutuhkan dana untuk penanganan pandemi tersebut. Oleh karenanya, ia mengajukan permohonan dana bantuan ke ASEAN.

Belum lama ini, Myanmar menerima dua juta dosis vaksin COVID-19 dari Cina. Walau begitu, jumlah tersebut kurang dari cukup, baru mengcover 3,2 persen dari total populasi Myanmar.

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]


Kurangnya vaksin menyebabkan kasus COVID-19 naik dengan cepat di Myanmar. Hal itu diperburuk dengan kurangnya oksigen bantuan dan banyaknya tenaga medis yang berhenti bekerja. Mereka berhenti sebagai bentuk protes atas kudeta yang dipimpin Min Aung Hlaing pada Februari lalu.

Salah satu kluster dengan wabah terburuk terjadi di penjara Myanmar yang diisi 40 ribu orang. Virus COVID-19 menyebar dengan cepat, memaksa Junta Myanmar untuk menyegarakan vaksinasi COVID-19 di sana.

Per Rabu kemarin, Myanmar mencatatkan 4.980 kasus dan 365 kematian baru akibat COVID-19. Aangka total secara nasional ada 284.099 kasus dan 8.210 kematian. Adapaun angka tersebut diragukan berbagai pihak sebagai gambaran yang representatif atas situasi pandemi di Myanmar.

Kelimpungannya Myanmar menghadap COVID-19 tak lepas dari banyaknya sanksi ekonomi yang mereka terima pasca kudeta. Kebanyakan dari negara-negara barat. Beberapa pihak yang memberi sanksi adalah Inggris, Kanada, Amerika, Selandia Baru, dan Uni Eropa. Sejauh ini, Rusia dan Cina yang aktif membantu Myanmar menghadapi COVID-19.

Baca juga: Myanmar Dilanda Banjir, Ratusan Orang Mengungsi di Tengah Pandemi Covid-19

REUTERS | ISTMAN MP

Berita terkait

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

14 jam lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

5 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

5 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya