Joe Biden dan Mustafa Al-Kadhimi Sepakat Akhiri Misi Tempur AS di Irak

Selasa, 27 Juli 2021 16:43 WIB

Presiden AS Joe Biden menyalami Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi selama pertemuan bilateral di Oval Office Gedung Putih di Washington, AS, 26 Juli 2021. [REUTERS/Evelyn Hockstein]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi pada Senin menandatangani perjanjian yang secara resmi mengakhiri misi tempur AS di Irak pada akhir tahun 2021, tetapi pasukan AS masih akan beroperasi di sana sebagai penasihat militer.

Kesepakatan itu datang pada saat yang sulit secara politik bagi pemerintah Irak dan bisa menjadi dorongan bagi Baghdad. Kadhimi telah menghadapi tekanan yang meningkat dari partai-partai dan kelompok paramiliter yang bersekutu dengan Iran yang menentang peran militer AS di negara itu, menurut Reuters, 27 Juli 2021.

Joe Biden dan Kadhimi bertemu di Oval Office untuk pembicaraan tatap muka pertama mereka sebagai bagian dari dialog strategis antara Amerika Serikat dan Irak.

"Peran kami di Irak akan tetap ada, untuk terus melatih, membantu pemerintah Irak dan menangani ISIS saat muncul, tetapi kami tidak akan di misi tempur sampai akhir tahun," kata Biden kepada wartawan saat dia dan Kadhimi bertemu, Reuters melaporkan.

Saat ini ada 2.500 tentara Amerika di Irak yang fokus melawan sisa-sisa ISIS. Peran AS di Irak akan beralih sepenuhnya ke pelatihan dan menasihati militer Irak untuk mempertahankan diri.

Advertising
Advertising

Pergeseran ini diperkirakan tidak akan memiliki dampak operasional yang besar karena Amerika Serikat telah bergerak ke arah fokus pada pelatihan pasukan Irak.

Namun, bagi Biden, kesepakatan untuk mengakhiri misi tempur di Irak mengikuti keputusan untuk melakukan penarikan tanpa syarat dari Afganistan dan menyelesaikan misi militer AS di sana pada akhir Agustus.

Tentara Komando Operasi Gabungan Irak memeriksa truk dan lokasi peluncuran roket menuju Pangkalan Militer Ain Al-Asad, di provinsi Anbar, di al-Baghdadi, Irak, 8 Juli 2021. Pada hari Selasa, sebuah pesawat tak berawak menyerang bandara Erbil di Irak utara. Pesawat itu membidik pangkalan Amerika Serikat di lapangan bandara. Joint Operations Command Media Office/Handout via REUTERS

Bersama dengan kesepakatannya tentang Irak, presiden Demokrat itu bergerak untuk secara resmi menyelesaikan misi tempur AS dalam dua perang yang dimulai oleh Presiden George W. Bush dua dekade lalu.

Sebuah koalisi pimpinan AS menginvasi Irak pada Maret 2003 dengan klaim pemerintah Irak yang dipimpin Saddam Hussein saat itu memiliki senjata pemusnah massal. Saddam digulingkan dari kekuasaan, tetapi senjata pemusnah massal seperti yang dituduhkan AS tidak pernah ditemukan.

Dalam beberapa tahun terakhir, misi pasukan AS difokuskan untuk membantu mengalahkan militan ISIS di Irak dan Suriah.

"Tidak ada yang akan menyatakan misi tercapai. Tujuannya adalah kekalahan abadi ISIS," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan menjelang kunjungan Kadhimi.

Kata-kata itu mengingatkan pada spanduk besar "Mission Accomplished" di kapal induk USS Abraham Lincoln di atas tempat Bush memberikan pidato yang menyatakan operasi tempur besar di Irak pada 1 Mei 2003.

"Jika Anda melihat di mana kita berada, di mana kita memiliki helikopter Apache dalam pertempuran, ketika kita memiliki pasukan khusus AS yang melakukan operasi reguler, itu adalah evolusi yang signifikan. Jadi pada akhir tahun kami pikir kami akan berada di tempat yang baik untuk benar-benar secara resmi pindah ke peran penasihat dan pengembangan kapasitas," kata pejabat itu.

Diplomat dan pasukan Amerika di Irak dan Suriah menjadi sasaran dalam tiga serangan roket dan pesawat drone awal bulan ini. Analis percaya serangan itu adalah bagian dari kampanye oleh milisi yang didukung Iran.

Baca juga: Presiden Prancis dan Irak Dikabarkan Masuk Daftar Penyadapan Project Pegasus

REUTERS

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

5 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

5 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

5 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

6 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

8 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

9 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya