Aturan Masker COVID-19 Pusat dan Daerah Berbeda, Warga Amerika Bingung

Sabtu, 24 Juli 2021 11:00 WIB

Seorang tentara Angkatan Udara AS mendapat vaksin COVID-19 di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan, 29 Desember 2020. Pasukan AS-Korea (USFK), yang mencakup sekitar 28.500 personel militer Amerika serta ribuan personel lain dan anggota keluarganya, memberikan dosis pertama kepada petugas kesehatan garis depan dan penanggap pertama di pasukan, kata seorang pejabat USFK. Staff Sgt. Betty R. Chevalier/U.S. Air Force/DVIDS/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Peningkatan kasus COVID-1 di beberapa kota Amerika mengakibatkan sejumlah kota kembali mewajibkan warganya mengenakan masker. Padahal, beberapa pekan sebelumnya, Presiden Amerika Joe Biden mengatakan warga yang sudah tervaksin penuh tak lagi wajib mengenakan masker.

Salah satu kota yang mewajibkan warganya memakai masker, bahkan yang sudah tervaksin penuh sekalipun, adalah Los Angeles. Selain Los Angeles, Houston dan New Orleans juga kota yang mewajibkan warga kembali memakai masker setelah mereka menaikkan level darurat pandemi COVID-19. Keputusan itu diperkuat pernyataan Gedung Putih yang mengimbau warga untuk mengenakan masker.

Gawatnya, pernyataan-pernyataan kontradiktif bermunculan. Di Florida, Gubernur Ron DeSantis memperbolehkan warga untuk tidak mengenakan masker agar "bisa bernafas". Di Los Angeles, kantor sherriff setempat mengaku tidak akan memaksa warga untuk mengenakan masker. Apa yang terjadi selanjutnya adalah kebingungan di kalangan warga soal mengenakan masker itu wajib atau tidak.

"Kami semua bingung apa yang harus kami lakukan...Saya pun tidak paham kenapa kami harus menggunakan masker lagi," ujar Daniel Blacksehare, warga Santa Monica, California, dikutip dari Reuters, Jumat, 23 Juli 2021.

Dua orang pejalan kaki melintasi Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 28 September 2020. Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah korban meninggal Covid-19 terbanyak di dunia yaitu 211,475 dikutip dari situs Worldometers.info. (Xinhua/Wang Ying)


Keluhan senada dialami oleh Ximena Skovron, warga Princeton, New Jersey. Bahkan, ia mengatakan bahwa kebijakan masker juga berbeda-beda di berbagai toko, menandakan tidak jelasnya koordinasi antara pemerintah federal, negara bagian, kota, serta aparat penegak hukum.

Secara pribadi, Skovron memilih untuk tidak memakai masker jika tidak diwajibkan. Menurutnya, tervaksin penuh sudah memberinya perlindungan dari virus COVID-19.

"Saya sudah divaksin dan kebijakan sudah berubah (melonggar). Namun, inkonsistensi juga terjadi. Kami mendapati dua toko di mana satu mewajibkan masker dipakai dan satunya lagi tidak."

"Vaksin siap di mana-mana. Kemampuan untuk melindungi diri sendiri tersedia. Jika seseorang menolak untuk divaksin, maka ia harus siap menanggung resikonya dan bukannya malah membuat seluruh warga harus memakai masker," ujar Skovron.

Seorang pengendara sepeda melintasi Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 28 September 2020. Per tanggal 30 September 2020, Indonesia mencatat 287.008 kasus, dengan jumlah pasien sembuh 214.947, dan meninggal 10.740. (Xinhua/Wang Ying)


Kebingungan juga terjadi di kalangan orang tua murid. Beberapa pihak memberikan keterangan berbeda-beda soal anak-anak perlu memakai masker atau tidak.

Akademi Pediatrik Amerika merekomendasikan seluruh anak-anak di atas usia 2 tahun, apapun status vaksinasinya, untuk memakai masker. Sementara itu, Pusat Pencegahan dan Penyakit Amerika (CDC) menyatakan hanya anak-anak berusia di atas 2 tahun dan belum divaksinasi yang perlu memakai masker.

Per berita ini ditulis, belum ada kejelasan soal apakah memakai masker bakal menjadi hal yang wajib atau tidak.

Apabila mengacu pada data kasus COVID-19, mengenakan masker adalah langkah yang masuk akal di Amerika. Menurut laporan Reuters, angka rata-rata kasus COVID-19 baru per pekan naik 53 persen dibanding pekan sebelumnya. Adapun 80 persen dari jumlah kasus baru disebabkan oleh varian Delta COVID-19.

Baca juga: WHO: Benua Amerika Sumbang Seperempat Kasus Covid-19, 40 Persen Kematian

REUTERS | ISTMAN MP



Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

4 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

7 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

2 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

2 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

2 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

3 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya