Cina Tidak Kesampingkan Hipotesis Virus COVID-19 Berasal dari Kebocoran Lab

Kamis, 22 Juli 2021 17:45 WIB

Anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal muasal virus corona atau COVID-19 mengunjungi pameran tentang Cina memerangi Covid-19 di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 30 Januari 2021. Anggota WHO menyelidiki asal-usul Covid-19 dengan mengunjungi sebuah rumah sakit yang pertama menangani pasien Covid-19. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina menolak rencana WHO menggelar investigasi asal-usul COVID-19 tahap kedua. Menurut Pemerintah Cina, rencana tersebut tidak masuk akal, bahkan menyangkal ilmu pengetahuan, karena menekankan pada hipotesis virus COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium virologi Wuhan yang tak ada buktinya.

Meski menolak investigasi tahap kedua saat ini, Cina tidak sepenuhnya menutup kemungkinan hal itu digelar di kemudian hari. Salah satu pakar epidemi Cina yang mendampingi investigasi pertama WHO, Liang Wannian, mengatakan bahwa hipotesis kebocoran lab bisa ditinjau dan diselidiki kembali jika memang ada buktinya.

"Kami menyakini kebocoran di lab sangat-sangat mustahil dan tak perlu menghabiskan energi dan usaha untuk menyelidiki hal itu," ujar Lang Wannian, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 22 Juli 2021.

Liang Wannian melanjutkan, jika memang ada bukti virus COVID-19 berasal dari kebocoran lab, ia ingin investigasi tak dibatasi di Cina. Ia ingin WHO meninjau kemungkinan bahwa kebocoran lab terjadi di negara lain. Sebagai catatan, Cina sempat menebar teori bahwa Amerika lah yang membawa COVID-19 ke mereka.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pakar WHO merasa investigasi asal-usul COVID-19 yang mereka lakukan di Wuhan, Cina, awal 2021 lebih seperti audit. Sebab, selama di lokasi investigasi, peran mereka lebih seperti mengkonfirmasi data-data yang diberikan Cina. Selain itu, akses mereka ke data mentah dan lokasi-lokasi yang diyakini sebagai asal COVID-19 juga dibatasi. Oleh karenanya, mereka menginginkan investigasi kedua.

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

Cina, per berita ini ditulis, mengatakan akses ke data-data mentah tidak bisa mereka setujui. Masalah privasi menjadi pertimbangan mereka.

"Kami harap WHO akan meninjau kembali masukan dan rekomendasi yang diberikan pakar-pakar Cina serta memperlakukannya sebagai materi ilmiah. Singkirkan agenda politik," ujar Wakil Menteri Komite Kesehatan Nasional Cina, Zeng Yixin.

Ini bukan pertama kalinya Cina memprotes rencana investigasi asal-usul COVID-19 oleh WHO. Pada investigasi tahap pertama, Cina pun segan mendukungnya. Sebab, investigasi itu diusulkan oleh Amerika dan Australia yang notabene berkonflik dengan Cina. Cina menganggap usulan keduanya bernada politis dan investigasi asal-usul COVID-19 hanyalah jalan untuk menyudutkan Negeri Tirai Bambu.

Cina baru menyetujui usulan investigasi setelah diyakinkan bahwa mereka akan dilibatkan dalam proses investigasi. Namun, di lapangan, Cina memanfaatkan hal tersebut untuk membatasi proses investigasi yang menyebabkan proses pelaksanaan molor dari jadwal.

Adanya dorongan untuk investigasi kedua asal-usul COVID-19 tak lepas dari kembali naiknya isu COVID-19 diciptakan di lab. Bulan Mei lalu, Presiden Amerika Joe Biden memerintahkan agensi-agensi intelijennya untuk menyelidiki kembali dugaan COVID-19 bermula dari kebocoran di laboratorium virologi Wuhan.

Baca juga: Cina Tolak WHO Selidiki Lagi Asal-usul Virus Corona dari Lab Wuhan

REUTERS | ISTMAN MP

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

15 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

17 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

22 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya