PM Inggris Boris Johnson Nyaris Digulingkan oleh Timses Kampanyenya Sendiri

Rabu, 21 Juli 2021 07:00 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pembaruan tentang pembatasan santai yang diberlakukan di negara itu selama pandemi penyakit virus corona (COVID-19) pada konferensi pers di dalam Downing Street Briefing Room di London, Inggris 12 Juli 2021. [Daniel Leal-Olivas/ Kolam renang melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasihat politik Pemerintah Inggris, Dominic Cummings, mengungkapkan bahwa ia dan koleganya sempat berencana menggulingkan PM Boris Johnson. Rencana itu, kata ia, muncul ketika para anggota tim kampanye Boris Johnson dan Brexit mendapat informasi bahwa mereka akan dikesampingkan dari pengambilan keputusan strategis di pemerintahan.

Rencana tersebut, lanjut Cummings, semakin kuat ketika tim kampanye menilai Boris Johnson tidak cukup cakap sebagai pemimpin. Sebab, per Januari 2020, Johnson tidak memiliki rencana pasti soal bagaimana Inggris akan berjalan pasca Brexit diteken.

"Orang-orang sudah pada mengatakan bahwa apa yang akan terjadi pada musim panas 2020 adalah antara kami yang didepak atau kami yang mengusirnya (Johnson) dan mencari orang lain sebagai PM Inggris baru," ujar Cummings, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 20 Juli 2021.

Dominic Cummings, penasihat khusus untuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tiba di luar Downing Street selama wabah penyakit virus corona (Covid-19), London, Inggris, 14 Mei 2020. [REUTERS / John Sibley]


Cummings menambahkan bahwa Johnson juga tidak cekatan dalam merespon pandemi COVID-19. Hal itu, kata ia, terlihat dari bagaimana Johnson ragu untuk menerapkan lockdown COVID-19 kedua pada Musim Gugur (September) 2020. Walhasil, kasus meningkat dan banyak warga meninggal.

Sebagai catatan, Dominic Cummings tidak sepenuhnya bebas dari masalah. Pada Mei tahun lalu, ia didepak dari Pemerintahan Inggris karena ketahuan melanggar lockdown COVID-19. Ia melanggar aturan karena mengendarai mobil sejauh 400 kilometer, dari London ke Durham, untuk mengantar anaknya ke rumah kerabat.

Per berita ini ditulis, Pemerintah Inggris belum memberikan respon resmi apapun atas pernyataan terbaru Cummings. Salah seorang sumber di pemerintahan mengatakan bahwa administrasi Boris Johnson tengah fokus pada pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi COVID-19.

Adapun Boris Johnson akhir-akhir ini lebih banyak disorot perihal keputusannya melonggarkan atau mencabut lockdown COVID-19 di Inggris. Pencabutan dilakukan pada 19 Juli lalu meskipun berbagai pakar menganggap keputusan Johnson terlalu beresiko. Johnson berdalih pencabutan perlu dilakukan untuk membawa Inggris ke normal baru.

Baca juga: PPKM Dicabut, Sebagian Besar Warga Inggris Belum Berani Bebas

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

6 jam lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

22 jam lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

1 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

2 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

2 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

3 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya