Studi: Vaksin BioNTech Hasilkan Antibodi 10 Kali Lebih Banyak dari Sinovac

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 17 Juli 2021 07:01 WIB

Pekerja mengawasi pembuatan jarum suntik LDS di pabriknya di Gunsan, Korea Selatan, 5 April 2021. Jarum suntik LDS Poonglim Pharmatech, diminati secara global setelah terbukti dapat digunakan untuk memeras dosis keenam dari botol Pfizer Inc dan vaksin COVID-19 yang baru disetujui dari BioNTech. REUTERS/Heo Ran

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Covid-19 produksi BioNTech lebih ampuh mengatasi infeksi virus corona dibandingkan Sinovac. Hal ini terungkap dari penelitian di Hong Kong baru-baru ini.

Ada kesenjangan substansial dalam jumlah antibodi yang dihasilkan mRNA dan vaksin yang tidak aktif terhadap virus penyebab Covid-19. Ini adalah temuan terbaru yang mungkin berkontribusi terhadap vaksinasi massal dengan menggunakan berbagai jenis suntikan.

Penelitian yang dipublikasikan di The Lancet pada hari Kamis, 15 Juli 2021 menemukan bahwa tingkat antibodi petugas kesehatan Hong Kong yang telah divaksinasi suntikan mRNA BioNTech lebih tinggi 10 kali dibandingkan Sinovac. Vaksin Sinovac menggunakan virus yang tidak aktif.

Sementara antibodi penangkal Covid-19 tidak menjelaskan gambaran lengkap untuk menghasilkan kekebalan dan efektivitas vaksin. "Perbedaan konsentrasi antibodi penetral yang diidentifikasi dalam penelitian kami, dapat diterjemahkan ke dalam perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin," kata para peneliti.

Temuan ini menambah bukti vaksin mRNA memberikan perlindungan yang kuat dan komprehensif terhadap Sars-CoV-2 dan variannya. Hal ini dibandingkan dengan metode yang lebih tradisional seperti menyuntik dengan virus yang tidak aktif.

Advertising
Advertising

Negara-negara dari Israel hingga Amerika Serikat yang sebagian besar mengandalkan vaksin mRNA dari Pfizer dan mitranya BioNTech serta Moderna, telah mengalami penurunan infeksi Covid-19 secara signifikan.

Mereka yang menggunakan sebagian besar suntikan yang tidak aktif dari Sinovac dan Sinopharm China tidak mengalami penurunan jumlah kasus. Namun kedua jenis vaksin tersebut secara signifikan mencegah kasus dan kematian Covid-19 yang lebih parah.

Rendahnya efektivitas Sinovac telah mendorong negara-negara dari Thailand hingga Uni Emirat Arab menawarkan suntikan booster kepada orang-orang yang sudah divaksinasi penuh. Sebabnya varian Delta lebih menular dan memicu tingkat infeksi.

Baca: Taiwan Mencapai Kesepakatan Pembelian 10 Juta Vaksin Covid-19 dari BioNTech

THE STRAIT TIMES

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

18 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

16 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

19 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

20 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya