Twitter: Makin Banyak Pemerintah Meminta Konten Jurnalis Di-takedown

Kamis, 15 Juli 2021 15:00 WIB

Ilustrasi Twitter. qz.com

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah permohonan pemerintah sebuah negara agar Twitter menghapus (men-takedown) konten yang menyinggug mereka kian banyak. Hal tersebut diungkapkan oleh Twitter sendiri dalam laporan 2020-nya. Dalam laporannya, Twitter menyampaikan bahwa konten yang banyak diminta untuk dihapus adalah konten-konten dari jurnalis atau media massa.

Laporan yang dinamai Twitter Transparency Report tersebut mengungkapkan, setidaknya ada 199 akun jurnalis dan media terverifikasi yang menghadapi tuntutan dari pemerintah. Jumlah tuntutannya sendiri tidak sedikit, total ada 361 dan semuanya meminta postingan dihapus. Postingan yang ingin dihapus, kebanyakan, berasal dari paruh kedua 2020.

"India menjadi negara dengan permohonan penghapusan paling banyak, diikuti dengan Turki, Pakistan, dan Rusia," ujar laporan Twitter, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 15 Juli 2021.

Permohonan tertinggi, menurut laporan Twitter, biasanya adalah Amerika. Namun, India berhasil mengambil alih kepemimpinan pada tahun lalu. Uniknya, di paruh kedua 2020, malah banyak postingan Pemerintah Amerika yang dihapus atau diberi peringatan seiring dengan makin banyak tuduhan-tuduhan tak berdasar dari mantan Presiden Amerika Donald Trump.

Selain permohonan penghapusan postingan, laporan Twitter juga menunjukkan tingginya permintaan informasi. Jumlahnya jauh lebih tinggi lagi, 14.500 permintaan sepanjang 1 Juli hingga 31 Desember. Walau begitu, angka tersebut tidak spesifik permohonan pemerintah, tetapi dari berbagai pihak.

Informasi yang diminta bisa beragam. Namun, laporan Twitter menunjukkan kebanyakan permintaan adalah informasi nama pemilik akun-akun anonim.

Banyaknya permohonan dari pemerintah ke Twitter makin menegaskan kompleksnya hubungan media sosial berlogo burung itu dengan berbagai pemerintahan. Twitter ingin menjunjung kebebasan berpendapat selama bertanggung jawab, namun tidak semua pemerintah berpikiran sama.

Di India, pemerintah setempat memberlakukan aturan baru di mana memperkuat perannya terhadap media sosial yang beroperasi di wilayahnya. Salah satunya berupa penghapusan postingan yang dirasa kontroversial. Hal itu dipicu demo peternak yang mendorong reformasi agraria beberapa bulan lalu.

Baca juga: Media Sosial Diminta Hapus Frasa Covid-19 Varian India, Kenapa?

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

9 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

9 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

1 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

2 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

2 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

2 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

3 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya