Kisah Guru di Lebanon, Terpaksa Merantau karena Krisis Ekonomi

Sabtu, 10 Juli 2021 09:00 WIB

Ilustrasi sekolah di Lebanon. Sumber: Reuters.

TEMPO.CO, Jakarta - Chryssoula Fayad, sudah hampir 20 tahun menjadi guru mengajar sejarah dan geografi di sebuah sekolah elit Prancis, yang ada di Lebanon. Kondisi Lebanon pada akhirnya membuatnya harus hijrah ke Ibu Kota Paris.

Fayad, 50 tahun, meninggalkan rumahnya dan kenangan masa hidupnya di Lebanon pada Agustus 2020. Fayad persisnya angkat kaki dari negaranya beberapa hari setelah kedakan di gudang penyimpanan bahan-bahan kimia di sebuah pelabuhan di Ibu Kota Beirut. Dahsyartnya ledakan itu sampai menghancurkan rumah sakit tempat suaminya bekerja.

Sejumlah balon diterbangkan dalam upacara untuk memperingati peristiwa ledakan pelabuhan 4 Agustus di Beirut, Lebanon, 4 Oktober 2020. Dua ledakan mengguncang Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus, menghancurkan sebagian kota dan menewaskan sekitar 190 orang serta melukai sedikitnya 6.000 lainnya. Xinhua/Bilal Jawich

Advertising
Advertising

Korupsi dan kegaduhan politik di Lebanon telah membuat nilai mata uang Lebanon anjlok sampai lebih dari 90 persen dalam tempo dua tahun. Kondisi ini telah mendorong separuh populasi Lebanon ke dalam garis kemiskinan. Bagi Fayad, situasi ini juga telah membuatnya tak bisa mencairkan uang tabungan depositonya.

Di tengah cobaan berat ini, Fayad meyakinkan tak ada hal yang dia sesali.

“Saya selalu bersyukur kepada Allah karena mendapat kesempatan untuk datang ke sini (Paris). Sayangnya, saya mengambil keputusan yang tepat ketika melihat kondisi Lebanon saat ini,” kata Fayad.

Di Paris, Fayad mengajar sebagai guru pengganti. Sektor pendidikan di Lebanon paling bergengsi se-Timur Tengah dan pernah pula masuk rangking ke-10 dalam Global Competitiveness Report yang diterbitkan oleh World Economic Forum.

Sekarang, tidak jelas bagaimana sekolah-sekolah di Lebanon dikelola ketika masuk tahun ajaran baru pada Oktober 2021 nanti. Rene Karam Kepala Asosiasi Guru Bahasa Inggris di Lebanon (ATEL) mengatakan sektor pendidikan di Lebanon tidak siap ketika krisis di Lebanon meletup pada 2019 lalu.

Sejumlah sekolah swasta di Lebanon melakukan PHK pada guru-guru yang bergaji tinggi. PHK juga dilakukan pada sekitar 30 persen staf sekolah demi menghemat uang. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pula yang mengundurkan diri secara sukarela. Separuh dari 100 guru yang ada di organisasi ATEL, sekarang merantau ke Irak, Dubai dan Oman.

Baca juga: Seleksi CPNS 2021: Kementerian Perindustrian Buka 786 Formasi, Dosen hingga Guru

Sumber: Reuters

Berita terkait

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

1 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

2 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

3 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

3 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

4 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

4 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

4 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

5 hari lalu

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

7 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

8 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya