Kecewa Akan Respon Terhadap Pandemi COVID-19, PM India Ganti 12 Menteri

Kamis, 8 Juli 2021 14:21 WIB

Perdana Menteri India Narendra Modi menerima dosis COVAXIN, vaksin Covid-19 yang dikembangkan dalam negeri oleh Bharat Biotech India dan Dewan Riset Medis India, di rumah sakit All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) di New Delhi , India, 1 Maret 2021.[Biro Informasi Pers India melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - PM India Narendra Modi mengganti 12 menteri seniornya untuk memperbaiki kinerja pemerintahannya, termasuk dalam merespon pandemi COVID-19. Dikutip dari Channel News Asia, Modi memilih menteri-menteri dari angkatan muda dengan harapan hal itu bisa menyegarkan dan memperbaiki citra pemerintahannya yang rusak selama pandemi COVID-19.

Beberapa menteri yang diganti oleh Modi meliputi Menteri Kesehatan Harsh Vardhan, Menteri Pendidikan Ramesh Pokhriyal Nishank, Menteri Informasi Teknologi Ravi Shankar Prasad, dan Menteri Lingkungan Hidup Prakash Javedekar. Beberapa dari mereka adalah figur yang bermasalah.

Menteri Kesehatan Harsh Vardhan, misalnya, berkali-kali disorot soal caranya merespon pandemi COVID-19. Ia dianggap lengah ketika gelombang kedua meledak di India dan menyebabkan ratusan ribu kasus per hari. Salah satu contohnya adalah ia tidak memperingatkan bahaya festival Gangga di mana ribuan warga berkumpul tanpa menjaga jarak dan masker.

"Dalam satu kibasan, mayoritas menteri senior hilang. Lewat penggantian itu, Pemerintah India mengakui bahwa selama ini mereka gagal menangani pandemi COVID-19 dengan baik," ujar analis politik Nilanjan Mukhopadhyay, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 8 Juli 2021.

Petugas menggunakan pakaian pelindung hazmat membawa jenazah korban Covid-19 yang akan dikremasi pada kremasi massal di New Delhi, India, 26 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi


Selain Harsh Vardhan, menteri yang juga bermasalah adalah Menteri Informasi Teknologi Ravi Shankar Prasad. Ia terlibat dalam tweet war di Twitter ketika membela regulasi internet terbaru India di mana pemerintah memiliki peran lebih dalam mengkurasi konten di medsos.

Total, ada 15 menteri baru dan 28 menteri muda yang dilantik oleh Pemerintahan Modi pada Rabu kemarin. Dan mereka efektif bekerja mulai Juli ini.

Kinerja kabinet baru ini akan menentukan performa partai Narendra Modi (Bharatiya Janata) saat Pemilu Legislatif di negara-negara bagian penting tahun depan. Beberapa di antaranya adalah Uttar Pradesh, Goa, Manipur, Punjab, dan Uttarakhand. Jika gagal juga seperti pemilu pada April lalu, bakal menjadi kabar buruk untuk pemilu nasional pada 2024 nanti.

Per berita ini ditulis, pandemi COVID-19 di India masih tergolong berbahaya. Angka kasus per hari bisa mencapai lebih dari 40 ribu. Namun, hal itu sudah turun jauh dari puncaknya pada Mei lalu yang bisa mencapai 412 ribu. Beberapa langkah India adalah menggenjot vaksinasi dan memparbanyak suplai oksigen bantuan untuk warga.

Baca juga: WHO: Covid-19 Varian Delta Sudah Berada di 104 Negara

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

1 hari lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

2 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

2 hari lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya