Myanmar Panas, Bos Perusahaan Telekomunikasi Dicekal ke Luar Negeri

Reporter

Terjemahan

Senin, 5 Juli 2021 12:07 WIB

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar kembali memanas. Pihak militer melarang bos-bos perusahaan telekomunikasi dilarang bepergian ke luar negeri tanpa izin.

Perintah rahasia itu diterbitkan oleh Departemen Pos dan Telekomunikasi (PTD) Myanmar pada pertengahan Juni. Seorang sumber Reuters menyebutkan bahwa para eksekutif senior, baik orang asing maupun warga negara Myanmar, harus meminta izin khusus untuk meninggalkan negara tersebut.

Seminggu setelah perintah cekal diterbitkan, perusahaan telekomunikasi dikirimi surat kedua oleh Departemen Postel. Mereka diberi waktu hingga hari ini, Senin, 5 Juli 2021 untuk menerapkan teknologi penyadapan yang memata-matai panggilan, pesan dan lalu lintas web serta melacak penggunanya di Myanmar.

Saat dikonfirmasi, seorang juru bicara militer tidak menjawab. Militer juga tak pernah mengomentari ihwal kebijakan memata-matai perangkat telekomunikasi di Myanmar.

Sumber anonim mengatakan pencekalan terhadap eksekutif asing ditujukan agar perusahaan telekomunikasi menyelesaikan pengaktifan teknologi spyware. Namun hal itu tak tertulis jelas dalam perintah.

Advertising
Advertising

Saat dikonfirmasi oleh Reuters, sejumlah perusahaan menolak berkomentar. Perusahaan telekomunikasi Telenor, Ooredoo, MPT milik negara dan Mytel, sama-sama diam.

Pada 1 Februari 2021, pihak militer telah memutus akses internet. Langkah tersebut membuat masa depan sektor telekomunikasi di Myanmar kian tak jelas. Padahal selama ini sektor telekomunikasi adalah salah satu yang tumbuh paling cepat di Myanmar.

Pada Jumat pekan lalu, 2 Juli 2021, pihak militer telah membunuh 25 orang warga sipil. Serangan terjadi di kota Depayin, Sagaing, kurang lebih 300 kilometer di utara ibu kota Myanmar, Naypyidaw.

Menurut keterangan saksi mata, yang enggan disebutkan namanya, empat truk berisi tentara tiba di Depayin pada pagi hari sebelum memulai serangan ke warga.

Serangan militer Myanmar terhadap rakyat terjadi sejak 1 Februari lalu. Hal itu bermula dari kudeta yang digagas oleh Panglima Militer Jenderal Min Aung Hlaing. Kurang lebih ada 880 orang tewas dan 5200 ditahan sejak serangan kepada rakyat dimulai.

Baca: 25 Orang Tewas Dalam Serangan Baru Militer Myanmar

REUTERS

Berita terkait

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

14 jam lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Laba Operasi Kuartal Satu Telkom Tembus Rp 6,3 T, Marjin EBITDA 51 Persen

12 hari lalu

Laba Operasi Kuartal Satu Telkom Tembus Rp 6,3 T, Marjin EBITDA 51 Persen

Laba operasi tersebut didapat berkat pendapatan konsolidasi Telkom yang mencapai Rp 37,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya