Myanmar Akhirnya Bebaskan Ribuan Tahanan Politiknya

Kamis, 1 Juli 2021 05:00 WIB

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Lima bulan sejak kudeta pada 1 Februari lalu, junta Myanmar akhirnya membebaskan sebagian warga yang mereka jadikan tahanan politik. Dikutip dari kantor berita Reuters, ada 2000 lebih tahanan yang mereka bebaskan pada Rabu kemarin. Adapun para tahanan tersebut terdiri atas jurnalis dan pengunjuk rasa.

"Total ada 2.296 orang yang kami bebaskan. Mereka terlibat dalam unjuk rasa (menentang pemerintah) namun tidak dalam kapasitas memimpinnya. Mereka juga tidak terlibat dalam aksi kekerasan," ujar juru bicara Militer Myanmar, Zaw Min Tun, Kamis, 1 Juli 2021.

Menurut laporan Reuters, para tahanan diantar langsung dengan bus yang berangkat dari Lapas Kolonial Insein di Yangon. Mereka, yang akhirnya bisa pulang, tidak bisa menahan diri untuk tersenyum dan memeluk anggota keluarga masing-masing ketika akhirnya bisa berkumpul kembali.

Salah satu dari tahanan yang dibebaskan adalah reporter kantor berita Myanmar Now, Kay Zon Nway. Ia sempat ditahan selama 124 hari karena dituduh terlibat dalam kasi unjuk rasa menentang pemerintah.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan topeng yang menggambarkan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. REUTERS/Stringer

Pemimpin Redaksi Myanmar Now, Swe Win, mengaku senang salah satu reporternya akhirnya bebas dari penjara. Walau begitu, kata ia, hal tersebut tidak menghapus fakta bahwa Militer Myanmar telah melakukan penangkapan secara sewenang-wenang dan tanpa bukti yang cukup.

"Seperti tahanan politik lainnya, dia ditahan tanpa alasan yang jelas. Ia sangat menderita di dalam penjara. Namun, hari ini, saya senang melihatnya bebas dan dalam kondisi jiwa yang lebih baik," ujar Swe Win.

Tidak semua pihak sepenuhnya bahagia dengan pembebasan tersebut. Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik (AAPP) menyatakan pembebasan tersebut hanya akal-akalan junta Myanmar untuk memberi kesan situasi di negeri seribu pagoda itu sudah membaik sementara realitanya tidak.

Menurut AAPP, penangkapan masih berlangsung di berbagai tempat di Myanmar. Salah satunya adalah di negara bagian Chin. Jumlah tahanan politik yang belum bebas pun, kata mereka, masih banyak. Menurut data AAPP, ada 5200 orang yang menjadi tahanan politik dan 883 yang tewas dibunuh Militer Myanmar.

Salah satu tahanan politik yang belum dibebaskan adalah Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi. Saat ini Aung San Suu Kyi masih menjalani proses hukum untuk berbagai perkara yang dituduhkan kepadanya mulai dari impor ilegal dan pelanggaran kerahasiaan negara.

Baca juga: Pemerintah Myanmar Batalkan Dakwaan Pada 24 Selebritas yang Buron

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

15 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya