Dugaan Penyelewengan Kontrak, Presiden Brasil Digugat Oposisi

Selasa, 29 Juni 2021 19:00 WIB

Presiden Brasil Jair Bolsonaro sempat melontarkan pernyataan yang meremehkan Covid-19 sebelum akhirnya terinfeksi virus tersebut pada Juli 2020 lalu. Tidak hanya merendahkan corona dengan menyebutnya "flu ringan", Bolsonaro juga menolak saran pakar agar Brasil menerapkan lockdown. REUTERS/Adriano Machado

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Senat Brasil dari kubu oposisi Randolfe Rodrigues mengajukan gugatan pidana ke Mahkamah Agung melawan Presiden Brasil Jair Bolsonaro atas perannya membuat sebuah kesepakatan vaksin virus corona, yang diduga terjadi penyimpangan. Kasus yang dituduhkan pada Bolsonaro itu sedang di investigasi.

Bolsonaro pada Senin, 28 Juni 2021, menyangkal telah melakukan kesalahan dalam kesepakatan untuk membeli vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Bharat Biotech dari India. Dia beralasan bahkan tidak menyadari kalau ada penyimpangan dalam kesepakatan itu.

Advertising
Advertising

Kasus ini mencuat setelah seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Brasil menyebut Bolsonaro mendapat tekanan oleh orang-orang berkuasa di sekitarnya untuk membeli vaksin virus corona dari India tersebut.

Lewat sebuah rekaman video, Rodrigues menjelaskan dia sudah melayangkan gugatan ke Mahkamah Agung agar dilakukan langkah pembuktian terhadap Presiden Brasil terkait tuduhan yang diarahkan padanya. Diharapkan pula ada upaya pembuktian karena Bolsonaro tidak melakukan tindakan apapun setelah diberi tahu adanya skema mega-korupsi di Kementerian Kesehatan Brasil.

Atas gugatan ini, Kepresidenan Brasil masih belum mau berkomentar. Jaksa penuntut telah melakukan sebuah investigasi terhadap kontrak bernilai 1,6 miliar reais (Rp 4,6 triliun) untuk mendatangkan 20 juta dosis vaksin virus corona dari Bharat Biotech.

Jaksa penuntut menyentil harga vaksin virus corona yang relative mahal, pembicaraan yang cepat dan adanya penangguhan persetujuan dari regulator, di mana itu semua menjadi alarm. Kontrak pengadaan vaksin Covid-19 ini sudah ditanda-tangani pada Februari 2021 lalu.

Kontrak kerja dengan Bharat Biotech diselidiki oleh jaksa penuntut federal dan anggota parlemen, yang mempertanyakan mengapa kesepakatan dibuat dalam tempo yang cepat dan melalui perantara di perusahaan setelah ada tawaran dari Pfizer Inc yang harganya lebih murah, namun diabaikan.

Baca juga: Terima Aduan dari Warga, Hiswana Minta Aparat Cek Penyelewengan Solar Bersubsidi

Sumber: Reuters

Berita terkait

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

22 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

33 hari lalu

Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

Penggemar global Cha Eun Woo di Amerika Selatan tentu semakin tak sabar menunggu penampilan solo perdananya di sana.

Baca Selengkapnya

Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

38 hari lalu

Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho ditangkap polisi untuk menjalani hukuman 9 tahun di negaranya, Brasil, pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Untung US$ 92 Juta, Karen Agustiawan Tantang Pertamina Batalkan Kontrak Pengadaan LNG

56 hari lalu

Untung US$ 92 Juta, Karen Agustiawan Tantang Pertamina Batalkan Kontrak Pengadaan LNG

Karen Agustiawan menantang Pertamina membatalkan kontrak atau perjanjian kerja sama pengembangan bisnis gas pada beberapa kilang LNG di Amerika.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

57 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

58 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

59 hari lalu

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

Sri Mulyani Indrawati terbang ke Brasil untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG). Mereka membahas isu-isu yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi global

Baca Selengkapnya

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

29 Februari 2024

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan adanya kemiripan perekonomian antara Indonesia dan Brasil. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Profil Luiz Lula Da Silva, Presiden Brasil yang Sebut Israel Lakukan Genosida

28 Februari 2024

Profil Luiz Lula Da Silva, Presiden Brasil yang Sebut Israel Lakukan Genosida

Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengecam Israel dan menyebut seranggan mereka terhadap Gaza sebagai genosida.

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Warga Brasil Unjuk Rasa, Dukung Eks Presiden yang Diduga Ingin Kudeta

26 Februari 2024

Puluhan Ribu Warga Brasil Unjuk Rasa, Dukung Eks Presiden yang Diduga Ingin Kudeta

Puluhan ribu warga Brasil berunjuk rasa di Sao Paulo untuk mendukung Jair Bolsonaro, mantan presiden yang diduga merencanakan kudeta setelah kalah pemilu pada 2022.

Baca Selengkapnya