Fans K-Pop Thailand Bantu Sopir Tuk Tuk dengan Jasa Pasang Poster Idol

Senin, 28 Juni 2021 20:30 WIB

Pengemudi tuk tuk, dengan kendaraan mereka yang dihiasi spanduk bintang K-pop, menunggu pelanggan di Bangkok, Thailand 13 Mei 2021. Gambar diambil 13 Mei 2021. [REUTERS/Chalinee Thirasupa]

TEMPO.CO, Jakarta - Fans idol K-Pop di Thailand punya inisiatif cemerlang membantu sopir taksi tuk tuk Bangkok untuk bertahan dari krisis akibat pandemi Covid-19 yang telah membuat pendapatan mereka surut.

Sopir tuk tuk Bangkok bernama Samran Thammasa, 39 tahun, mengaku belum pernah mendengar bintang K-pop Jessica Jung sebelum pandemi coronavirus, tetapi penggemar Jessica Jung di Thailand membantunya bertahan dari kehilangan pelanggan turis.

Tuk tuk, becak motor roda tiga berwarna hijau cerah miliknya sebagian besar kosong selama lebih dari setahun. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, dia menghasilkan sekitar 600 baht (Rp271 ribu dengan kurs Rp 452 per baht Thailand) sebulan untuk menampilkan iklan K-pop di tuk tuk miliknya.

"Penghasilan tambahan mungkin tidak banyak bagi kebanyakan orang, tetapi itu sangat bermanfaat bagi kami," katanya, melirik poster vinil Jessica Jung, dilansir dari Reuters, 28 Juni 2021.

Pengemudi tuk tuk Samran Thammasa berdiri di samping kendaraannya yang dihiasi spanduk bintang K-pop Jessica Jung, saat ia menunggu pelanggan, di Bangkok, Thailand 12 Mei 2021. Foto diambil 12 Mei 2021. [REUTERS/Chalinee Thirasupa]

Advertising
Advertising

Pengemudi tuk tuk khas Bangkok termasuk di antara yang paling terpukul oleh kehancuran pandemi terhadap industri pariwisata Thailand yang sangat penting, meninggalkan sudut-sudut jalan-jalan kota yang kosong dan mengeluhkan utang yang meningkat.

Samran dulu menghasilkan sekitar 1.500 baht (Rp678 ribu) sehari dengan mengangkut turis asing di sekitar Bangkok. Pendapatan itu nyaris semuanya hilang karena jumlah turis turun 85% pada tahun 2020, dan Thailand diperkirakan belum akan mencabut penutupan perbatasannya yang ketat selama berbulan-bulan.

Tetapi bantuan tak terduga datang tahun ini dari anak muda Thailand penggemar K-pop.

Penggemar Jessica Jung lebih memilih memasang iklan untuk merayakan ulang tahun dan peluncuran album Jessica Jung kepada masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk sopir tuk tuk dan pedagang kaki lima, daripada memasang iklan di kereta layang atau kereta bawah tanah.

Selama beberapa bulan terakhir, penggemar muda telah memobilisasi untuk memasang poster idola K-pop favorit mereka di tuk tuk selama sebulan, memberikan sumber pendapatan baru bagi pengemudi yang kesulitan.

Samran dan banyak lainnya sekarang mengendarai tuk tuk kosong mereka di sekitar Bangkok dengan poster K-pop yang berbeda setiap bulan, dan kadang berhenti untuk penggemar muda Thailand untuk mengambil gambar dan menggunakan layanan mereka. Mereka seringkali memberi sopir tuk tuk uang tip.

Sejauh ini, inisiatif tersebut telah membantu beberapa ratus pengemudi tuk tuk. Ada lebih dari 9.000 tuk tuk terdaftar di Bangkok, menurut data pemerintah.

Tren ini berakar pada protes anti-pemerintah tahun lalu yang menarik puluhan ribu mahasiswa menyerukan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha untuk mundur.

Banyak penggemar K-pop Thailand bagian dari pengunjuk rasa, dan tahun lalu bersumpah untuk menarik biaya iklan billboard besar dari layanan skytrain dan kereta bawah tanah Bangkok, setelah transportasi massal ditutup pemerintah untuk mencegah mahasiswa mencapai lokasi protes.

Para penggemar mulai mencetak poster vinil atau karton dan merekrut pengemudi tuk tuk di garasi dan di jalan, menyalurkan dana iklan mereka kepada orang-orang yang paling membutuhkannya.

"Ini adalah ekspresi politik bahwa kami tidak mendukung kapitalis. Ini menandai perubahan dari kami bersaing untuk memesan papan reklame skytrain dan kereta bawah tanah, tetapi sekarang tuk tuk," kata Pichaya Prachathomrong, 27 tahun.

Pengemudi tuk tuk, dengan kendaraan mereka yang dihiasi spanduk bintang Thailand dan Korea, menunggu pelanggan di Bangkok, Thailand 12 Mei 2021. Gambar diambil 12 Mei 2021. [REUTERS/Chalinee Thirasupa]

Pichaya sendiri mengumpulkan 18.000 baht (sekitar Rp8 juta) di antara penggemar Thailand dari boy band Super Junior untuk mempromosikan album baru Yesung, sebelum merekrut 13 tuk tuk melalui layanan pemesanan baru di aplikasi pesan populer LINE.

Layanan "Tuk Up", yang dibuat oleh mahasiswi berusia 21 tahun, Thitipong Lohawech, pada awalnya membantu puluhan pengemudi yang menyewa kendaraan dari garasi keluarganya. Tapi sekarang membantu sekitar 300 pengemudi tuk tuk dari seluruh Bangkok.

"Para penggemar mendistribusikan pendapatan ke akar rumput, yang membantu mendorong perubahan sosial dan mendukung ekonomi," kata Thitipong.

Pengemudi tuk tuk mengatakan mereka telah menerima sedikit bantuan yang disetujui pemerintah sekitar 967 miliar baht (Rp437 triliun), karena sebagian besar hanya dapat diakses melalui aplikasi dompet seluler.

"Pada saat uang itu sampai kepada kami, kami hampir mati," kata Pairot Suktham, yang seperti kebanyakan orang lain tidak memiliki smartphone.

"Fans adalah sistem pendukung kehidupan kami dan memberi kami harapan untuk terus berjuang," lanjut pengemudi tuk tuk berusia 54 tahun itu.

Lihat juga: Pengemudi Tuk-tuk Thailand Pasang Poster K-Pop untuk Tarik Pelanggan

REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

23 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

4 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

4 hari lalu

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

Berikut ini tata cara menghentikan iklan pop-up di ponsel Android melalui mode aman, notifikasi aplikasi, layar beranda, hingga pusat iklan Google.

Baca Selengkapnya