Cina akan Bangun Hotel di Lokasi Masjid Uighur yang Dirobohkan

Selasa, 22 Juni 2021 13:00 WIB

Hilton New York Midtown Hotel di New York. hilton.com

TEMPO.CO, - Pemerintah Cina menghancurkan sebuah masjid di kota Hotan, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR). Di lokasi itu rencananya akan dibangun pusat perbelanjaan besar, termasuk Hampton, sebuah merek hotel yang dimiliki oleh Hilton Worldwide Holdings Inc.

Huan Peng Hotel Management Company, Ltd. mengatakan kepada surat kabar Inggris The Daily Telegraph jika lahan masjid itu sudah dibeli melalui lelang publik pada 2019. Perusahaan Cina ini menandatangani kontrak dengannya pada Agustus 2020 untuk mengembangkan hotel Hampton, seperti dikutip dari Radio Free Asia, Selasa, 22 Juni 2021.

Layanan Uighur RFA mengkonfirmasi bahwa masjid yang hancur adalah masjid Duling di pusat Hotan, sebuah kota berpenduduk 409 ribu orang di barat daya Xinjiang.

Pada 15 Juni kemarin, Edward Ahmed Mitchell, wakil direktur nasional Council on American-Islamic Relations (CAIR), menulis surat kepada Christopher Nassetta, chief executive officer Hilton Worldwide yang berbasis di Virginia, meminta perusahaan membatalkan proyek ini. CAIR meminta Hilton menghentikan semua operasi di wilayah Uighur Cina sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaan terhadap jutaan orang yang tidak bersalah.

Dalam wawancara telepon dengan RFA, Mitchell mengatakan bahwa membuka hotel di tempat terjadinya genosida adalah tidak bermoral dan ilegal. Seperti diketahui, pemerintah Amerika Serikat menyatakan Cina melakukan genosida terhadap etnis muslim Uighur di Xinjiang.

Advertising
Advertising

Dihubungi oleh Layanan Uighur RFA, juru bicara jaringan hotel Hilton, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan pihaknya mengetahui kontroversi tersebut. "Tetapi saya tidak dapat memberikan pernyataan kepada anda saat ini," ucap dia.

“Hilton harus melakukan hal yang benar, mereka harus membatalkan proyek ini. Jika mereka melanjutkan proyek, mereka terlibat dalam genosida. Sederhana seperti itu," ucap Mitchell.

Pihak berwenang di Xinjiang diyakini telah menahan hingga 1,8 juta warga Uighur dan minoritas muslim lainnya di kamp konsentrasi sejak awal 2017. Cina membantah tuduhan genosida dan mengatakan tempat itu merupakan pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi radikalisme dan mempersiapkan kaum muda Uighur agar siap bekerja.


Baca juga: Penelitian Ungkap Cina Mau Turunkan Populasi Uighur di Xinjiang

Sumber: RADIO FREE ASIA

Berita terkait

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

26 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

52 menit lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Optimalisasi Peran Masjid Sebagai Pemberdaya Umat

1 jam lalu

Bamsoet Dorong Optimalisasi Peran Masjid Sebagai Pemberdaya Umat

Bambang Soesatyo mengapresiasi peran Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa yang telah mengoptimalkan peran masjid sebagai pemberdaya umat.

Baca Selengkapnya

Mau Menginap di Rumah Terbang Film Up atau Museum di Paris? Airbnb Rilis 11 Rumah Icon

4 jam lalu

Mau Menginap di Rumah Terbang Film Up atau Museum di Paris? Airbnb Rilis 11 Rumah Icon

Airbnb mengumumkan 11 ikon yang dibuat ulang dari beberapa adegan paling populer dalam budaya pop.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

20 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

2 hari lalu

Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

Michelin Key fokus pada penghargaan hotel, berbeda dengan Michelin Star yang fokus pada kuliner.

Baca Selengkapnya