Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penelitian Ungkap Cina Mau Turunkan Populasi Uighur di Xinjiang

image-gnews
Seorang anak melihat keluar dari pintu ketika seorang perempuan Uighur lewat di daerah perumahan di Turpan, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang 31 Oktober 2013. [REUTERS/Michael Martina]
Seorang anak melihat keluar dari pintu ketika seorang perempuan Uighur lewat di daerah perumahan di Turpan, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang 31 Oktober 2013. [REUTERS/Michael Martina]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pengendalian kelahiran China dapat memangkas antara 2,6 hingga 4,5 juta kelahiran Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang selatan dalam 20 tahun, hingga sepertiga dari populasi minoritas yang diproyeksikan di kawasan itu, menurut analisis baru oleh seorang peneliti Jerman.

Laporan tersebut, dibagikan secara eksklusif dengan Reuters sebelum publikasi, juga mencakup penelitian yang sebelumnya tidak dilaporkan yang dihasilkan oleh akademisi dan pejabat Cina tentang maksud Beijing di balik kebijakan pengendalian kelahiran di Xinjiang, di mana data resmi menunjukkan tingkat kelahiran telah turun 48,7% antara 2017 dan 2019.

Penelitian Adrian Zenz muncul di tengah meningkatnya seruan di antara beberapa negara barat untuk penyelidikan apakah tindakan Cina di Xinjiang merupakan genosida, tuduhan yang dibantah keras oleh Cina.

Penelitian oleh Zenz adalah analisis peer-review pertama dari dampak populasi jangka panjang dari tindakan keras multi-tahun Beijing di wilayah barat. Kelompok-kelompok hak asasi, peneliti dan beberapa penduduk mengatakan kebijakan tersebut termasuk pembatasan kelahiran yang baru diberlakukan pada Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya, pemindahan pekerja ke daerah lain, dan penahanan sekitar satu juta orang Uighur dan etnis minoritas lainnya dalam jaringan kamp.

"Ini (penelitian dan analisis) benar-benar menunjukkan maksud di balik rencana jangka panjang pemerintah Cina untuk populasi Uighur," kata Zenz, dikutip dari Reuters, 7 Juni 2021.

Pemerintah Cina belum mengumumkan target resmi apa pun untuk mengurangi proporsi Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang. Tetapi berdasarkan analisis data kelahiran resmi, proyeksi demografis, dan rasio etnis yang diusulkan oleh akademisi dan pejabat Cina, Zenz memperkirakan kebijakan Beijing dapat meningkatkan populasi Tionghoa Han yang dominan di Xinjiang selatan menjadi sekitar 25% dari 8,4% saat ini.

"Tujuan ini hanya dapat dicapai jika mereka melakukan apa yang telah mereka lakukan, yang secara drastis menekan angka kelahiran (Uighur)," kata Zenz.

Cina sebelumnya mengatakan penurunan tingkat kelahiran etnis minoritas saat ini disebabkan oleh penerapan penuh kuota kelahiran yang ada di kawasan itu serta faktor pembangunan, termasuk peningkatan pendapatan per kapita dan akses yang lebih luas ke layanan keluarga berencana.

"Yang disebut 'genosida' di Xinjiang adalah omong kosong belaka," kata Kementerian Luar Negeri Cina. "Ini adalah manifestasi dari motif tersembunyi pasukan anti-Cina di Amerika Serikat dan Barat dan manifestasi dari mereka yang menderita Sinofobia."

Data resmi menunjukkan penurunan tingkat kelahiran Xinjiang antara 2017 dan 2019 tidak mencerminkan situasi sebenarnya dan tingkat kelahiran Uighur tetap lebih tinggi daripada orang etnis Han di Xinjiang, kata Kementerian Luar Negeir Cina.

Penelitian baru membandingkan proyeksi populasi yang dilakukan oleh para peneliti yang berbasis di Xinjiang, Chinese Academy of Sciences, yang dikelola pemerintah berdasarkan data sebelum tindakan keras, dengan data resmi tentang tingkat kelahiran, dan apa yang digambarkan Beijing sebagai langkah-langkah "optimasi populasi" untuk etnis minoritas Xinjiang yang diperkenalkan sejak 2017.

Ditemukan populasi etnis minoritas di Xinjiang selatan yang didominasi Uighur akan mencapai antara 8,6-10,5 juta pada tahun 2040 di bawah kebijakan pencegahan kelahiran yang baru. Itu dibandingkan dengan 13,14 juta yang diproyeksikan oleh para peneliti Cina menggunakan data sebelum kebijakan kelahiran yang diterapkan dan populasi saat ini sekitar 9,47 juta.

Zenz, seorang peneliti independen dari Victims of Communism Memorial Foundation, sebuah organisasi nirlaba bipartisan yang berbasis di Washington DC, sebelumnya telah dikecam oleh Beijing karena penelitiannya yang kritis terhadap kebijakan Cina dalam menahan orang Uighur, pemindahan tenaga kerja massal dan pengurangan kelahiran di Xinjiang.

Kementerian Luar Negeri Cina menuduh Zenz menyesatkan orang dengan data dan, sebagai tanggapan atas pertanyaan Reuters, mengatakan penelitiannya sebagai "kebohongannya tidak layak disangkal."

Penelitian Zenz diterima untuk dipublikasikan oleh Central Asian Survey, jurnal akademik triwulanan, setelah peer review pada 3 Juni.

Reuters berbagi penelitian dan metodologi dengan lebih dari selusin ahli dalam analisis populasi, kebijakan pencegahan kelahiran dan hukum hak asasi manusia internasional, yang mengatakan bahwa analisis dan kesimpulannya masuk akal.

Beberapa ahli memperingatkan bahwa proyeksi demografis selama beberapa dekade dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak terduga. Pemerintah Xinjiang belum secara terbuka menetapkan kuota etnis resmi atau tujuan ukuran populasi untuk populasi etnis di Xinjiang Selatan, dan kuota yang digunakan dalam analisis didasarkan pada angka yang diusulkan dari pejabat dan akademisi Cina.

Mengakhiri dominasi Uighur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

1 hari lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

2 hari lalu

Para karyawan melakukan aksi duduk di kantor Google di New York untuk memprotes kerja sama raksasa teknologi tersebut dengan Israel. latimes.com
Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

3 hari lalu

Iklan satu halaman penuh di New York Times yang menyerang penyanyi Dua Lipa dan model Gigi dan Bella Hadid telah dikecam secara luas.[Twitter/Middle East Eye]
Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

3 hari lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.