Kelaparan, Harga Komoditas di Korea Utara Naik

Minggu, 20 Juni 2021 15:00 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara untuk meresmikan dimulainya konstruksi pada tahap pertama proyek pembangunan 50.000 apartemen baru, di Pyongyang, Korea Utara, 24 Maret 2021. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengakui adanya ‘ketegangan’ di negaranya di bidang pangan. Dia menyalahkan angin topan dan banjir bandang yang menyapu negaranya pada tahun lalu sehingga membuat kondisi pangan di Korea Utara memburuk.

“Situasi pangan untuk masyarakat sekarang semakin menegangkan,” kata Kim Jong Un dalam sebuah pertemuan dengan komite pusat Partai Buruh.

Kim meminta pada para pemimpin partai agar berkonsentrasi mengatasi masalah kekurangan pasokan pangan setelah sektor pertanian gandum gagal memenuhi rencana produksi.

Sejumlah pekerja ikuti peresmian pembangunan perdana 50.000 apartemen baru yang diresmikan oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang, Korea Utara, 24 Maret 2021. KCNA via REUTERS

Kondisi di Korea Utara terungkap dua bulan setelah Kim dilaporkan mengingatkan pejabat dan masyarakat pada kondisi yang mungkin bakal lebih sulit atau dia menyebutnya dengan istilah ‘Maret yang sulit’. Ucapan Kim itu langsung membuat dunia melongo karena istilah ‘Maret yang sulit’ mengacu pada periode kelaparan yang menghancurkan pada awal 1990-an.

Advertising
Advertising

Ketika itu, Korea Utara mengalami musibah kelaparan massal menyusul runtuhnya USSR dan meninggalkan Pyongyang tanpa bantuan. Saat itu, diperkirakan ada sekitar 3 juta warga Korea Utara yang meninggal karena kelaparan.

Pada 2021, terjadi kelangkaan pasokan makanan besar-besaran sehingga memicu naiknya harga-harga komoditas. Untuk satu kilo pisang di Korea Utara harganya bisa mencapai Rs 3.336 (Rp 72 ribu).

Informasi yang dikumpulkan dari sejumlah kontak di Korea Utara menyebutkan harga teh hitam naik menjadi Rs 5.167 (Rp 100 ribu). Sedangkan harga satu kilogram jagung di Korea Utara dijual dengan harga Rs 204.81 (Rp 39 ribu).

Penyebab utama lain terjadinya kelaparan akut di Korea Utara adalah penutupan wilayah perbatasan menyusul pandemi Covid-19, dijatuhkannya sanksi-sanksi internasional dan banjir berkepanjangan.

Baca juga: Ma'ruf Amin Menilai Ketidaktahanan Pangan Keluarga Tak Identik dengan Kemiskinan

Sumber: cnbctv18.com

Berita terkait

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

8 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

9 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

12 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

13 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

1 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

2 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

2 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya