Anggota Kepolisian Portland Mengundurkan Diri Massal

Sabtu, 19 Juni 2021 17:09 WIB

Unjuk rasa terkait brutalitas polisi di Portland pada Minggu pagi, 30 Agustus 2020. Sumber: Paula Bronstein/AP Photo/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Kepolisian Portland unit pengendalian massa, mengundurkan diri secara massal dari posisi mereka di unit tersebut. Keputusan itu dipicu saat seorang anggota polisi di unit tersebut dikenai dakwaan telah melakukan penyerangan secara ilegal dari sebuah kejadian unjuk rasa pada tahun lalu.

“Pada 16 Juni 2021, karyawan biro Kepolisian Portland yang mengabdi sebagai Tim Cepat Tanggap meninggalkan posisi mereka secara sukarela dan tidak lagi menjadi anggota tim tersebut,” demikian bunyi pernyataan Kepolisian Portland, Amerika Serikat, Kamis, 17 Juni 2021, waktu setempat.

Kepala sementara Kepolisian Portland, Amerika Serikat, Chris Davis. Sumber: Reuters

Advertising
Advertising

Tim Cepat Tanggap memiliki sekitar 50 anggota. Selain mengabdi untuk kepolisian, mereka juga menjalankan tugas yang dibebankan pada tim tersebut. Setelah pengunduran diri massal ini, maka semua anggota akan kembali ke tugas sebagai anggota polisi biasa.

Sebelumnya pada pekan ini, juri mengindikasikan seorang anggota kepolisian Portland dikenai dakwaan penyerangan. Jaksa penuntut menggambarkannya sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak berdasarkan hukum dalam sebuah unjuk rasa pada 2020 lalu.

Anggota polisi yang dituduhkan tersebut bernama Corey Budworth, yang pada Selasa, 15 Juni 2021, dikenai satu dakwaan penyerangan tingkat empat dan pelanggaran ringan dari insiden yang terjadi pada Agustus 2020. Surat kabar Oregonian mewartakan ini adalah yang pertama kalinya seorang anggota Kepolisian Portland menghadapi tuntutan hukum karena memukul atau menembaki seseorang selama unjuk rasa berlangsung.

Asosiasi Kepolisian Portland menggambarkan putusan tersebut di dorong oleh motif politik. Budwort terperangkap dalam kepentingan antara kepala daerah dan politisasi sistem hukum kriminal.

Baca juga: Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Sumber: Reuters

Berita terkait

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

1 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

8 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

12 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

23 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya