Palestina Batalkan Pemesanan Vaksin COVID-19 Nyaris Kedaluwarsa dari Israel

Sabtu, 19 Juni 2021 09:00 WIB

Seorang pria Palestina menerima suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 Sinopharm China di sebuah pusat kesehatan dalam kampanye vaksinasi di Kota Betlehem, Tepi Barat, pada 29 April 2021. Kredit: Xinhua/Luay Sababa

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Palestina (PA) membatalkan pemesanan vaksin COVID-19 yang nyaris kedaluwarsa dari Israel. Dikutip dari kantor berita Reuters, Palestina mendapati vaksin yang hendak diberikan memiliki tanggal kedaluwarsa lebih awal dibanding kesepakatan.

Menurut kesepakatan yang diteken dengan Israel, Palestina akan mendapatkan 1,4 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech yang kedaluwarsa di bulan Agustus. Sebagai gantinya, Palestina akan memberikan dosis yang mereka miliki dengan jumlah sama begitu supplai baru tiba di semester kedua nanti.

"Mereka bilang tanggal kedaluwarsanya berada di bulan Juli atau Agustus di mana memberi kami cukup waktu untuk menggunakannya. Ternyata, dosis yang kami terima akan kedaluwarsa Juni ini. Tidak akan sempat untuk menggunakannya," ujar Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila, Jumat, 18 Juni 2021.

Alkaila melanjutkan bahwa sejauh ini pihaknya sudah menerima 90 ribu dosis dari Israel. Dosis itu tidak akan digunakan sedikitpun dan langsung dikembalikan ke Israel.

Seorang pria Palestina didampingi putranya saat menerima vaksin virus corona dalam Israel melanjutkan program vaksinasi nasionalnya, di Yerusalem Timur, 23 Desember 2020. Sejumlah negara telah memulai vaksinasi bagi warganya. REUTERS/Ammar Awad

PM Naftali Bennett dari Israel tidak memberikan respon apapun soal pembatalan itu. Namun, ketika kesepakatan diteken, administrasinya mengatakan vaksin yang diberikan sudah disetujui bisa dipakai untuk vaksinasi di Tepi Barat dan Gaza.

Salah seorang pejabat Israel, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan masalah vaksinasi di Tepi Barat dan Gaza sejatinya adalah urusan Palestina seluruhnya. Oleh karenanya, menurut ia, tidak bisa Palestina menuntut banyak dari Israel, termasuk masalah ketersediaan vaksin COVID-19.

Sebagai catatan, Israel adalah salah satu negara tercepat dalam melakukan vaksinasi COVID-19. Per berita ini ditulis, 55 persen penduduknya sudah divaksin penuh. Angka itu akan bertambah seiring dengan dimulainya vaksinasi terhadap remaja berusia 12-15 tahun.

Di Palestina, angkanya lebih kecil. Khusus Tepi Barat dan Gaza, baru 30 persen penduduk mereka yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Masih kecilnya angka, salah satunya, dipengaruhi keengganan warga untuk divaksin. Survei dari Pusat Kebijakan dan Riset Survei Palestina menyebut hanya 40 persen warga yang mau divaksin.

Sejauh ini, Palestina sudah menerima vaksin dari Israel, Rusia, Cina, Uni Emirat Arab, dan COVAX. Warga Palestina berharap Israel lebih berperan membantu pengadaan vaksin COVID-19 untuk mereka.

Baca juga: Akses Keluarga Palestina di Sheikh Jarrah Dibatasi Barikade oleh Polisi Israel

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

24 menit lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

1 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

10 jam lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

13 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

13 jam lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

15 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

15 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

16 jam lalu

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.

Baca Selengkapnya