PBB: Rencana G7 Sumbang 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19 Hanya Langkah Kecil

Selasa, 15 Juni 2021 17:00 WIB

Seorang petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 COVISHIELD yang diproduksi oleh Serum Institute of India, pada seorang penggembala dalam perjalanan vaksinasi di Lidderwat dekat Pahalgam, di distrik Anantnag, Kashmir selatan, 10 Juni 2021. Kementerian Kesehatan India melaporkan bahwa 94.052 kasus Corona tercatat dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Sanna Irshad Mattoo

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Bantuan Kemanusiaan PBB, Mark Lowcock, mengkritik rencana negara anggota G7 menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 per tahun depan. Menurutnya, rencana tersebut hanyalah langkah kecil dan G7 tetap tidak memiliki rencana jelas bagaimana mereka akan mendistribusikan dosis itu.

"Bantuan amal berskala kecil dan sporadis dari negara-negara kaya ke negara miskin tidak bisa disebut sebagai rencana serius. Hal itu tidak akan mengakhiri pandemi COVID-19," ujar Lowcock, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 15 Juni 2021.

Diberitakan sebelumnya, anggota G7 yang terdiri atas Amerika, Jepang, Jerman, Prancis, Italia, dan Kanada bertemu di Cornwall, Inggris, pekan lalu untuk membahas salah satunya respon pandemi. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat untuk menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 menyusul keluhan WHO soal terjadinya disparitas antara negara kaya dan miskin.

Selain sepakat menyumbangkan total 1 miliar dosis vaksin, ketujuh negara juga sepakat bekerjsama dengan sektor swasta serta negara anggota G20. Hal tersebut untuk menggenjot produksi vaksin COVID-19.

Aktivis Oxfam mengenakan kepala papier mache yang menggambarkan para pemimpin G7 bersantai di pantai saat aksi protes iklim di Pantai Swanpool dekat Falmouth, selama KTT G7, di Cornwall, Inggris, 12 Juni 2021. REUTERS/Phil Noble

Lowcock berkata, ada beberapa hal yang dilupakan tujuh negara dalam pembahasan soal respon pandemi itu. Salah satunya adalah vaksinasi harus bersifat menyeluruh, bukan pada negara kaya saja atau negara miskin saja. Apa yang disampaikan oleh G7 hanya untuk negara miskin menurut Lowcock.

Selain itu, juga bagaimana memastikan vaksin yang terdistribusi benar-benar dipakai untuk vaksinasi. Lowcock menyinggung masih adanya keraguan terhadap vaksinasi COVID-19 menurut sejumlah orang.

"Apa yang dunia butuhkan saat ini adalah G7 membantu vaksinasi secara global. Apa yang kami dapat malah rencana vaksinasi untuk 10 persen populasi negara-negara dengan perekonomian menengah ke bawah," ujar Lowcock.

Menurut Lowcock, G7 bisa melihat langkah IMF sebagai referensi. IMF, Mei lalu, mengumumkan usulan anggaran US$50 miliar untuk mengakhiri pandemi. Anggaran itu untuk menggenjot vaksinasi COVID-19 agar mengcover 40 persen penduduk dunia per akhir 2021 dan 60 persen per awal 2022.

"Itu kesepakatan abad ini," ujar Lowcock. Lowcock juga meminta G7 tidak hanya membantu dalam hal vaksin, tetapi juga bantuan-bantuan vital lainnya seperti oksigen bantuan, ventilator, alat test, dan alat pelindung diri. Hal itu, kata ia, penting untuk negara-negara yang masih menunggu mendapatkan suplai vaksin COVID-19.

Baca juga: Upaya G7 Bantu Atasi Pandemi Dinilai Setengah Hati

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

13 menit lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

6 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

9 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

9 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

20 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya