Kamboja Kerahkan Rekrutan Tikus Baru untuk Deteksi Ranjau Darat

Senin, 14 Juni 2021 19:00 WIB

Seekor tikus pendeteksi ranjau mengendus ranjau darat di provinsi Preah Vihear, Kamboja, 11 Juni 2021. Gambar diambil 11 Juni 2021. [REUTERS/Cindy Liu]

TEMPO.CO, Jakarta - Kamboja mulai mengerahkan rekrutan tikus baru untuk mengendus ranjau darat sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan operasi penjinakan ranjau sisa perang saudara.

Dua puluh tikus berkantung raksasa Afrika baru-baru ini diimpor dari Tanzania dan telah menjalani pelatihan intensif.

"Mereka semua mudah diajak bekerja sama dan mereka tidak peduli siapa yang menangani mereka," kata pawang So Malen, saat latihan untuk tujuh rekrutan di provinsi Preah Vihear, yang berbatasan dengan Thailand, dilaporkan Reuters, 14 Juni 2021.

"Setiap dari kita bisa menjadi pawang mereka dan yang terpenting, mereka tidak menggigit," kata Malen.

Magawa, seekor tikus kantong Afrika menikmati makanannya setelah mendapatkan penghargaan di Siem Reap, Kamboja, 25 September 2020. Magawa dinobatkan sebagai HeroRAT setelah berhasil mendeteksi puluhan ranjau darat selama tujuh tahun terakhir. PDSA UK/Handout via REUTERS

Advertising
Advertising

Kamboja adalah salah satu negara dengan ranjau darat paling banyak di dunia, dengan lebih dari 1.000 km persegi tanah masih terkontaminasi bahan peledak, warisan gelap dari perang saudara puluhan tahun silam.

Kamboja juga memiliki jumlah orang yang diamputasi per kapita tertinggi, dengan lebih dari 40.000 orang kehilangan anggota badan karena bahan peledak.

Kelompok tikus baru menggantikan kelompok yang baru saja pensiun yang mencakup Magawa, yang menemukan 71 ranjau darat dan 38 munisi yang gagal meledak (UXO) selama lima tahun karirnya, menurut APOPO, sebuah organisasi internasional yang mengkhususkan diri dalam menggunakan tikus untuk mendeteksi ranjau darat dan tuberkulosis.

Tikus bernama Magawa menerima medali emas tahun lalu dari People's Dispensary for Sick Animals Inggris untuk "keberanian menyelamatkan nyawa dan pengabdian pada tugas".

So Malen mengatakan tikus-tikus itu memiliki indra penciuman yang luar biasa, dan yang membedakan mereka hanyalah kecepatan kerja mereka.

"Perbedaannya kecil, Magawa adalah pahlawan tikus yang bekerja lebih cepat dari yang lain," kata So Malen.

Baca juga: 5 Tips Ampuh Untuk Mengusir Tikus Dari Rumah

REUTERS

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

3 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

4 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

4 hari lalu

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

5 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

9 hari lalu

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

Mortir itu ditemukan oleh seorang warga Kamal, Kalideres yang hendak mencuci kaki di keran air depan rumahnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

9 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

12 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

17 hari lalu

Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

Polsek Nanggung, Polres Bogor melaporkan terjadi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE)

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

21 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

26 hari lalu

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel ketika pada hari yang sama sekutu dekat AS itu membunuh tujuh relawan WCK di Gaza

Baca Selengkapnya