Cina Sebut G7 Melakukan Manipulasi Politik untuk Sudutkan Negaranya

Senin, 14 Juni 2021 16:45 WIB

Aktivis Oxfam mengenakan kepala papier mache yang menggambarkan para pemimpin G7 bersantai di pantai saat aksi protes iklim di Pantai Swanpool dekat Falmouth, selama KTT G7, di Cornwall, Inggris, 12 Juni 2021. REUTERS/Phil Noble

TEMPO.CO, Jakarta - Cina merespon pernyataan negara anggota G7 perihal Xinjiang, Laut Cina Selatan, Taiwan, Hong Kong, serta COVID-19. Dalam pernyataan terbaru, Pemerintah Cina menuduh apa yang dilakukan oleh anggota G7 adalah manipulasi politik untuk menyudutkan negaranya. Selain itu, Cina juga menyebutnya sebagai upaya intervensi.

"Negara anggota G7 memanfaatkan Xinjiang dan isu-isu lainnya untuk melakukan manipulasi politik dan mengintervensi urusan internal Cina. Kami menentang hal tersebut," ujar Kedutaan Besar Cina di Inggris, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 14 Juni 2021.

Cina melanjutkan dengan menyatakan pernyataan-pernyataan G7 tidak berdasar, rumor, dan sebuah kebohongan.

Sebagai contoh, soal pelanggaran HAM di Xinjiang di mana 1 juta warga Uighur melakukan kerja paksa di kamp konsentrasi, Cina menganggap hal itu sah-sah saja ia lakukan. Mereka bahkan berdalih hal itu mereka lakukan untuk menghabisi ekstrimisme Islam.

Sementara itu, soal asal usul COVID-19, Cina menyatakan kesetujuannya bahwa segala investigasi harus dilakukan secara terbuka, transparan, objektif, dan saintifik. Namun, Cina tidak memberikan persetujuan soal investigasi baru di Wuhan.

Dari kiri ke kanan: Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Kanselir Jerman Angela Merkel berpose untuk foto bersama di KTT G7, di Carbis Bay, Inggris, 11 Juni 2021. [Patrick Semansky/Pool via REUTERS]


"Situasi pandemi saat ini masih berbahaya di seluruh dunia. Upaya pelacakan perlu dilakukan oleh para peneliti global secara bersama-sama dan tidak dipolitisir," ujar Pemerintah Cina, via Kedutaan Besar di Inggris, menegaskan.

Dalam KTT G7 yang berlangsung di Cornwall, Inggris, isu Cina memang memegang peranan besar. Semua negara anggota G7 sepakat bahwa menguatnya pengaruh Cina perlu ditanggapi serius. Adapun untuk merespon penguatan itu, mereka membahas beberapa isu sensitif seperti yang telah disebutkan sebelumnya seperti COVID-19, HAM, dan Laut Cina Selatan.

Menguatnya pengaruh Cina sendiri, yang menjadikannya salah satu pemain besar di level global, dianggap berbagai pihak sebagai salah satu event geopolitik yang berdampak signifikan. Beberapa menyamakannya dengan kejatuhan Uni Soviet di tahun 1991 yang mengakhiri Perang Dingin.

Amerika adalah salah satu negara yang vokal memperingatkan ancaman Cina. Presiden Amerika Joe Biden pun menyebut Cina sebagai kompetitor utama dan kompetitor strategis. "Saya telah bersumpah untuk mengkonfrontir permainan ekonomi dan mengakhiri pelanggaran Ham," ujar Joe Biden beberapa waktu lalu, sebelum G7.

Baca juga: Negara G7 Desak Cina Kooperatif Soal Investigasi Asal Usul COVID-19

ISTMAN MP | REUTERS



Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

18 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

2 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

2 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

2 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya