Studi Menemukan Hampir 50.000 Hewan Hidup Dijual di Pasar Wuhan Sebelum Covid-19

Rabu, 9 Juni 2021 15:00 WIB

Pintu masuk ke pasar makanan laut Huanan, tempat virus corona diyakini pertama kali muncul, diblokir dengan pagar biru ketika dipotret di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 30 Maret 2020.[REUTERS / Aly Song]

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 47.000 hewan hidup dijual di pasar Wuhan dalam dua setengah tahun sebelum kasus pertama Covid-19 dilaporkan di kota itu pada akhir 2019, menurut penelitian terbaru yang menyoroti risiko penyakit dari perdagangan satwa liar Cina.

Sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka Scientific Reports mengatakan sebanyak 38 spesies dijual di 17 pasar di Wuhan antara Mei 2017 dan November 2019, termasuk 31 spesies yang dilindungi, dengan kesejahteraan dan kebersihan yang buruk meningkatkan risiko kesehatan, dikutip dari Reuters, 9 Juni 2021.

Banyak kasus awal infeksi Covid-19 pada manusia terkait dengan pasar makanan laut Huanan di Wuhan, yang awalnya diidentifikasi sebagai tempat pertama kali SARS-CoV-2 menular ke manusia.

Namun, beberapa infeksi awal terhubung ke pasar Wuhan lainnya, di mana garis keturunan SARS-CoV-2 yang terpisah juga terdeteksi, meningkatkan kemungkinan bahwa limpahan terjadi jauh lebih awal, mungkin melalui perdagangan satwa liar.

Petugas keamanan berjaga di depan pasar saat tim WHO penyelidik asal-usul virus corona mengunjungi pasar makanan laut Huanan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Ahad, 31 Januari 2021. Tim WHO berencana mengunjungi pasar Huanan dan Institut Virologi Wuhan. REUTERS/Thomas Peter

Advertising
Advertising

Sebuah studi bersama WHO-Cina yang diterbitkan pada akhir Maret mengatakan tidak ada laporan terverifikasi bahwa mamalia hidup dijual di pasar Huanan pada 2019, meskipun menambahkan bahwa ada bukti bahwa mamalia hidup pernah dijual di sana di masa lalu.

Meskipun ada spekulasi bahwa SARS-CoV-2 bisa saja bocor dari laboratorium Wuhan yang mempelajari virus corona, masih diyakini secara luas virus berasal dari kelelawar, dengan kecocokan alami terdekat ditemukan di sebuah gua di Yunnan.

Studi bersama WHO-Cina mengatakan kemungkinan besar virus menular melalui spesies perantara, dengan trenggiling sering diidentifikasi sebagai kandidat yang mungkin.

Makalah baru, yang ditulis oleh para peneliti dari Cina, Inggris dan Kanada, mengatakan tidak ada bukti bahwa kelelawar atau trenggiling hidup dijual di Wuhan, tetapi cerpelai, anjing rakun, tupai, dan rubah semuanya tersedia.

Setelah wabah Covid-19 pertama muncul di Wuhan, Cina menindak perdagangan satwa liar dan menutup pasar dan fasilitas penangkaran, meskipun masih memungkinkan beberapa hewan dipelihara untuk diambil bulunya atau pengobatan tradisional Cina.

Baca juga: WHO: Kami Tak Bisa Memaksa Cina Serahkan Info Asal COVID-19

REUTERS

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

4 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

13 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

15 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

17 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

17 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

18 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya