Korea Utara Kecam Israel karena Mengubah Gaza Jadi Tempat Pembantaian Anak-anak

Selasa, 8 Juni 2021 06:30 WIB

Presiden Korea Utara Kim Jong Un menulis surat kepada warganya pada Tahun Baru 2021 di Korea Utara, 31 Desember 2020. Media pemerintah melaporkan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandai tahun baru lewat sepucuk surat kepada warga negara dan mengunjungi makam ayah dan kakeknya. KCNA / via REUTERS ATTENTION

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara mengutuk Israel karena mengubah Gaza menjadi rumah jagal dan tempat pembantaian anak-anak dalam pertempuran 11 hari antara Hamas dan Israel.

Pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada Jumat, menyebut Israel telah melakukan kejahatan mengerikan dengan membunuh anak-anak.

"kejahatan mengerikan Israel membunuh anak-anak kecil, yang bahkan belum berkembang, merupakan tantangan berat bagi masa depan umat manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata pernyataan Kemenlu Korut, dikutip dari Newsweek, 8 Juni 2021.

"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa seluruh Jalur Gaza telah berubah menjadi rumah jagal manusia yang besar dan tempat pembantaian anak-anak," lanjut kementerian tersebut. "Segera setelah pengeboman berakhir, (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan pihak berwenang Israel berusaha menyembunyikan kejahatan mereka membunuh bahkan anak-anak."

Israel Hayom melaporkan, media Quds yang berafiliasi dengan Hamas menerbitkan pernyataan Korut di akun Twitter-nya.

Advertising
Advertising

Tim penyelamat membawa Suzy Eshkuntana, 6 tahun, saat mereka menariknya dari puing-puing bangunan di lokasi serangan udara Israel, di Kota Gaza 16 Mei 2021. [REUTERS / Mohammed Salem]

Pyongyang juga menuduh Israel menabur benih kebencian dengan menekan praktik ibadah damai Palestina, merujuk pada aksi brutal polisi Israel yang menyerang jamaah Masjid al Aqsa, Jerusalem Post melaporkan.

Lebih lanjut, Korea Utara juga mengutuk Israel sebagai penyebab pengusiran warga Palestina dan perluasan permukiman ilegal.

Pernyataan Korea Utara diumumkan pada 4 Juni kemarin, yang bertepatan dengan International Day of Innocent Children Victims of Aggression, hari peringatan yang ditetapkan PBB untuk menandai tindakan agresi Israel terhadap sejumlah besar korban anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah pada Agustus 1982.

Bentrokan terbaru antara Israel dan Hamas di Gaza menghancurkan ribuan bisnis dan rumah, menggusur lebih dari 100.000 orang di wilayah tersebut. Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata yang dimediasi Mesir setelah 11 hari pertempuran yang dimulai sejak 10 Mei.

Pejabat medis Gaza mengatakan korban tewas Palestina termasuk 65 anak-anak, dan lebih dari 1.600 orang terluka sejak pertempuran dimulai, Reuters melaporkan.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan sekitar 240 warga Palestina tewas dalam 11 hari konflik, sementara pejabat melaporkan sedikitnya 12 orang tewas di Israel termasuk dua anak-anak.

Baca juga: Warga Palestina Khawatir Dengan Calon PM Israel yang Baru

NEWSWEEK | ISRAEL HAYOM | JERUSALEM POST | REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Saling Serang Hamas-Israel di Rafah

2 jam lalu

Top 3 Dunia: Saling Serang Hamas-Israel di Rafah

Berita Top 3 Dunia pada Senin 6 Mei 2024 berkutat soal saling serang Hamas dan Israel di Rafah, kota di selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

9 jam lalu

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

Gelombang protes mahasiswa pro-Palestina sedang terjadi di seluruh bagian dunia, sebuah gerakan yang diharapkan dapat menghentikan genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

11 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

12 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

13 jam lalu

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

Laga timnas putri Korea Utara U-17 lawan Korea Selatan menjadi laga pembuka Piala Asia Putri U-17, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

13 jam lalu

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

Brussels sedang berupaya menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Israel, kata wakil perdana menteri Belgia

Baca Selengkapnya

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

14 jam lalu

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Dari AS, Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar ke Negara-negara Ini

14 jam lalu

Dari AS, Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar ke Negara-negara Ini

Mahasiswa di kampus-kampus di seluruh dunia menggelar unjuk pro-Palestina untuk memprotes genosida di Gaza oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

14 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya