Pemerintah Bayangan Myanmar Minta Rohingya Ikut Bertarung Melawan Junta

Jumat, 4 Juni 2021 14:00 WIB

Seorang pengungsi Rohingya berdiri di antara sisa-sisa bahan yang terbakar setelah dilanda kebakaran hebat di Kamp Pengungsian Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh, 24 Maret 2021. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bayangan Myanmar, dengan nama National Unity Government (NUG), meminta Rohingya untuk ikut berperan dalam upaya melawan Junta Militer Myanmar. Dikutip dari Channel News Asia, NUG menjanjikan kewarganegaraan dan repatriasi apabila mereka mau ikut berjuang memulihkan demokrasi di Myanmar.

"Kami mengundang Rohingya untuk bergabung dan bersama-sama melakukan revolusi terhadap kediktatoran militer," ujar NUG dalam keterangan persnya, Jumat, 4 Juni 2021.

NUG melanjutkan bahwa mereka juga berjanji menghapus Hukum Kewarganegaraan tahun 1982 yang mendiskriminasikan Rohingya. Dengan kata lain, anggota komunitas Rohingya yang lahir di Myanmar akan langsung diakui sebagai warga Myanmar dan mendapatkan tanda kependudukan.

Sebagai catatan, di Myanmar, Rohingya kerap dianggap sebagai penyelundup dari Bangladesh. Anggapan itu bertahan bertahun-tahun, menyebabkan komunitas Rohingya dianggap ilegal dan tidak mendapatkan hak maupun akses ke layanan-layanan masyarakat.

Tahun 2017, Rohingya menjadi sasaran pembantaian oleh Militer Myanmar, pihak yang sama yang melakukan kudeta pada 1 Februari lalu. Ribuan warga Rohingya tewas dalam peristiwa tersebut, menyebabkan banyak dari mereka kabur ke berbagai negara. Salah satunya adalah Bangladesh.

Total, kurang lebih ada 740 ribu warga Rohinga yang terusir dari Myanmar akibat aksi junta yang disebut PBB sebagai "pembersihan etnis". Junta, seperti sekarang, mengklaim tindakan mereka sah saat itu, berdasar pada indikasi bahwa Rohingya lebih dulu menyerang Kepolisian.

Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, yang dikudeta oleh Militer Myanmar, membiarkan pembantaian tersebut. Bahkan, ia sampai berkunjung ke Den Hague untuk mempermasalahkan tuduhan genosida yang dilayangkan PBB.

Sekarang, di Myanmar, tersisa 600 ribu warga Rohingya. Mayoritas bertahan di negara bagian Rakhine, hidup di dalam tenda-tenda atau membentuk desa. Mereka masih tidak mendapatkan layanan kesehatan maupun kesejahteraan sosial.

Per berita ini ditulis, belum ada respon dari komunitas Rohingya soal ajakan NUG. Sementara itu, NUG telah dicap oleh Junta Militer Myanmar sebagai organisasi teroris.

Baca juga: Pemimpin ASEAN Dilaporkan Bakal Berkunjung ke Myanmar Pekan Ini

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

8 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

9 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

17 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

17 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya