Jaksa: Kecelakaan Kereta Gantung italia Karena Kerusakan Rem Dibiarkan

Jumat, 28 Mei 2021 11:00 WIB

Tim penyelamat bekerja di dekat puing-puing kereta gantung yang jatuh di wilayah Piedmont, Italia utara, pada 23 Mei 2021. Layanan kereta gantung pertama kali dibuka pada Agustus 1970, dan setiap kabinnya dapat mengangkut 40 penumpang. (Xinhua/Vigili del Fuoco)

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Kejaksaan Italia menahan tiga orang atas insiden jatuhnya kereta gantung Danau Maggiore, Stresa yang menewaskan 14 orang. Menurut keterangan Kejaksaan, ketiga tersangka tahu ada masalah terhadap kereta gantung yang dioperasikan, namun mengabaikannya demi mengejar profit yang terdampak selama pandemi COVID-19.

Ketiga tersangka adalah pemilik layanan kereta gantung serta dua pegawainya yang membiarkan kerusakan pada unit yang jatuh. Kerusakan ada pada rem darurat yang oleh kedua pegawai tidak diperbaiki namun hanya dijepit agar seolah-olah tak ada masalah.

"Jeratan hukum untuk mereka sangat serius karena dengan sengaja mengabaikan keamanan sistem demi kepentingan profit...Mereka memilih untuk mengorbankan keselamatan pengunjung," ujar Ketua Kejaksaan Stresa, Olimpia Bossi, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 27 Mei 2021.

Lebih lanjut, Kejaksaan Stresa mengatakan salah satu pegawai sempat memberi tahu pemilik layanan soal kerusakan yang ada. Namun, pemilik layanan takut bisnis harus ditutup untuk perbaikan di saat turis mulai berdatangan. Hal itu lah, kata kejaksaan, yang berujung pada kedua pegawai mengakali kerusakan rem darurat.

Meski tersangka telah ditetapkan, Kejaksaan Stresa menyatakan penyebab kecelakaan belum terungkap sepenuhnya. Mereka berkata, kerusakan rem darurat baru satu hal, belum menjawab kenapa kabel kereta gantung bisa sampai terputus.

Tim penyelamat bekerja di dekat puing-puing kereta gantung yang jatuh di wilayah Piedmont, Italia utara, pada 23 Mei 2021. Sedikitnya 14 orang tewas ketika sebuah kereta gantung jatuh di wilayah tersebut. (Xinhua/Vigili del Fuoco)


"Layanan kereta gantung ditutup berbulan-bulan karena pandemi COVID-19. Layanan baru dibuka lagi bulan lalu. Kami menyakini masalah mulai muncul sejak itu," ujar keterangan Kejaksaan Stresa.

Laporan awal tim investigasi mengatakan kabel yang putus adalah kabel yang berfungsi menarik kereta gantung ke puncak Gunung Mottarone. Kabel tersebut putus saat kereta gantung sudah mendekati puncak gunung, kurang lebih 20 menit sejak berangkat dari titik awal.

Ketika salah satu kabel putus, menurut keterangan investigator, rem darurat seharusnya otomatis berfungsi. Hal itu untuk memastikan kereta gantung tetap terikat ke kabel kedua yang berfungsi menahan beban. Namun, dalam insiden ini, rem darurat tak berfungsi.

Kerusakan itu menyebabkan kereta gantung merosot dari kabel kedua. Apa yang terjadi selanjutnya bisa ditebak, kereta gantung menghujam daratan dari ketinggian kurang lebih 1400 meter. Saat menyentuh daratan, kereta gantung berguling beberapa kali sebelum terhenti oleh salah satu pohon.

Sebanyak 14 orang tewas dalam kejadian di Italia tersebut. Hanya satu orang yang selamat, seorang anak asal Israel berusia 5 tahun. Identitas dari anak tersebut belum diungkapkan per berita ini ditulis.

Baca juga: Kecelakaan Kereta Gantung di Italia Disebabkan Kerusakan Rem dan Kabel Putus

ISTMAN MP | REUTERS





Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

16 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

2 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

2 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

6 hari lalu

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?

Baca Selengkapnya

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

7 hari lalu

Danau Como Dilanda Overtourism, Tarif Khusus untuk Pengunjung Harian sedang Dipertimbangkan

Pemerintah sekitar Danau Como berencana meniru Venesia, yang menerapkan biaya khusus untuk pengunjung harian

Baca Selengkapnya

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

9 hari lalu

Pemandian Kuno Caracella di Roma Kembali Berair setelah 1.000 Tahun, jadi Daya Tarik Turis

Reruntuhan pemandian kuno ini menjadi tujuan wisata populer dan menjadi tuan rumah konser-teater di Roma.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya