Direktur WHO Ingatkan Jangan Ada Negara Merasa Aman dari Covid-19

Rabu, 26 Mei 2021 07:00 WIB

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO. Sumber: Reuters / Denis Balibouse/rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin, 24 Mei 2021, memperingatkan tidak boleh ada negara, yang merasa diri sudah aman, tak peduli seberapa tingginya angka imunisasi vaksin virus corona yang sudah dilakukan negara itu. Sebab Sars-CoV-2 atau Covid-19 dan variannya menyebar di mana pun.

“Dunia masih dalam situasi bahaya. Lebih banyak kasus yang dilaporkan pada tahun ini ketimbang keseluruhan 2020. Tren saat ini, jumlah kematian akibat Covid-19 bakal lebih banyak dari tahun lalu, terutama dalam tiga pekan ke depan. Ini sungguh tragis,” kata Ghebreyesus, dalam sebuah acara pertemuan tahunan para menteri kesehatan dari 194 negara.

Seorang pria yang mengenakan pakaian pelindung menyentuh tubuh kerabatnya, yang meninggal karena penyakit virus corona (COVID-19), sebelum dikremasi di tepi sungai Gangga di Garhmukteshwar di negara bagian utara Uttar Pradesh, India, 6 Mei, 2021. [REUTERS / Denmark Siddiqui]

Menurutnya, baru 10 negara yang sudah mendistribusikan lebih dari 75 persen vaksin virus corona kepada warganya.

“Tidak ada cara diplomatik untuk mengatakannya. Ada sekelompok negara kecil yang membuat dan membelinya dari negara-negara pengontrol vaksin virus corona di dunia,” kata Ghebreyesus.

Advertising
Advertising

Program Covax, yang dijalankan oleh WHO dan aliansi vaksin Gavi, telah mendistribusikan 72 juta dosis vaksin virus corona ke 125 negara. Jumlah itu secara kasar hanya cukup untuk mengimunisasi 1 persen populasi dari negara-negara tersebut.

Ghebreyesus pun mendesak negara-negara, yang kelebihan vaksin, agar mau mendonasikan vaksin virus corona mereka supaya 10 persen populasi dunia bisa melakukan imunisasi vaksin virus corona sampai September 2021 dan 30 persen pada akhir tahun. Itu artinya, ada sekitar 250 ribu orang lebih yang mendapat imunisasi vaksin Covid-19 dalam tempo empat bulan.

“Ini adalah sebuah langkah penting demi menghentikan virus mematikan ini dan kematian akibat Covid-19. Ini juga untuk membuat tenaga kesehatan kita tetap aman, dibukanya kembali aktivitas sosial masyarakat kita dan perekonomian,” kata Ghebreyesus, yang juga menyinggung setidaknya 115 ribu tenaga kesehatan meninggal sejak pandemi Covid-19 terjadi.

Baca juga: WHO: Kematian Akibat Covid-19 Mungkin 3 Kali Lipat dari Laporan Resmi

Sumber: Reuters

Berita terkait

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

11 menit lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

1 hari lalu

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

1 hari lalu

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

1 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

1 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

1 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

2 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

4 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya