Pria Prancis Buat Sabun dari Lendir Siput

Rabu, 19 Mei 2021 20:00 WIB

Peternak siput Prancis dan pembuat sabun Damien Desrocher memberi makan siput dengan daun selada sebelum mengekstraksi lendir yang dia gunakan untuk membuat sabun batangan di kandang siputnya di Wahagnies, dekat Lille, Prancis, 11 Mei 2021. [REUTERS / Ardee Napolitano]

TEMPO.CO, Jakarta - Lendir siput yang lengket mungkin tampak menjijikan bagi sebagian banyak orang, tetapi tidak bagi pria Prancis bernama Damien Desrocher.

Lendir berbusa menggelembung ke tangan Damien Desrocher saat dia dengan lembut menggosok salah satu dari ribuan siput yang dia simpan di kandang di halaman belakang rumahnya.

Pria 28 tahun itu mulai menggunakan cairan gastropoda untuk membuat sabun batangan, yang ia jual di pasar lokal, pada bulan Desember.

"Semuanya tergantung pada ketangkasan cara Anda menggelitik," kata Desrocher sambil mengeluarkan lendir, dikutip dari Reuters, 19 Mei 2021.

Batang sabun lendir siput, dibuat oleh pembudidaya siput Prancis dan pembuat sabun Damien Desrocher, terlihat dijual di tokonya di Wahagnies, dekat Lille, Prancis, 11 Mei 2021. [REUTERS / Ardee Napolitano]

Advertising
Advertising

Dia mengatakan proses pengeluaran lendir tidak membunuh siput. "Saya hanya menyentuhnya dengan jari saya, Anda lihat itu tidak kasar, itu sederhana."

Seorang mantan teknisi komputer angkatan udara, Desrocher memutuskan untuk mulai bertani siput di kota Wahagnies, Prancis utara, sebagai caranya untuk "kembali ke alam".

"Begitu Anda mengamati dan melihat bagaimana perilaku siput, sebenarnya mereka sangat menawan," katanya. "Benar-benar hewan yang saya cintai."

Dia telah memelihara total 60.000 siput. Saat mereka memasuki musim reproduksi, sebagian besar dipindahkan ke lokasi yang lebih besar, sementara sekitar 4.000 disimpan di kandang di rumahnya untuk memanen lendir.

Peternak siput Prancis dan pembuat sabun Damien Desrocher memegang siput di kandang siputnya di Wahagnies, dekat Lille, Prancis, 11 Mei 2021. [REUTERS / Ardee Napolitano]

Seekor siput akan menghasilkan sekitar 2 gram lendir, artinya ia membutuhkan sekitar 40 siput untuk menghasilkan 80 gram, yang cukup untuk membuat 15 batang sabun seberat 100 gram.

"Kami membutuhkan siput yang cukup banyak," katanya.

Meskipun cukup jarang ditemukan di kosmetik Barat, lendir siput telah menjadi bahan penting untuk berbagai produk perawatan tubuh, termasuk dalam produk kecantikan Korea, yang terkenal karena sifat anti-penuaannya.

Desrocher mengatakan lendir mengandung molekul kolagen dan elastin, yang memiliki sifat anti-penuaan dan penyembuhan kulit. Siput juga secara alami menggunakan lendirnya untuk memperbaiki cangkangnya jika rusak, katanya.

Desrocher mengatakan dia bertujuan untuk memproduksi 3.000 batang sabun lendir siput di tahun pertama produksinya.

Baca juga: Siput Kecil Brunei Dinamai Greta Thunberg

REUTERS

Berita terkait

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

2 jam lalu

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

Bisnis produk kosmetik dan skincare semakin diminati masyarakat Indonesia. Para pengusaha kecantikan mengandalkan maklon untuk produksi kosmetiknya.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

16 jam lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

17 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

16 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

25 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

30 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya