Amerika Sambut Baik Deklarasi Gencatan Senjata Taliban

Selasa, 11 Mei 2021 16:36 WIB

Para pejabat, termasuk mantan Presiden Afganistan Hamid Karzai dan wakil pemimpin dan negosiator Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, menghadiri konferensi perdamaian Afganistan di Moskow, Rusia 18 Maret 2021. [Alexander Zemlianichenko / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, - Amerika Serikat menyambut baik deklarasi gencatan senjata oleh Taliban selama tiga hari untuk menghormati Idul Fitri. Namun AS mendesak agar kelompok itu mau menghentikan serangannya untuk jangka panjang.

"Kami menyambut baik pengumuman ini dan setiap langkah yang memungkinkan rakyat Afganistan mendapat penangguhan hukuman dari kekerasan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price, dalam konferensi pers di Washington, DC dikutip dari Aljazeera, Selasa, 11 Mei 2021.

"Kami mendesak Taliban untuk memperpanjang gencatan senjata ini dan memerintahkan pengurangan kekerasan yang signifikan," kata Price.

Advertising
Advertising

Sebelumya Taliban mengatakan mereka akan menghentikan serangan kepada pemerintah Afganistan selama tiga hari untuk menghormati Idul Fitri. "Agar mujahidin kembali memberikan suasana damai dan aman kepada rekan-rekan kita selama Idul Fitri sehingga mereka dapat merayakan kesempatan yang menggembirakan ini. Semua mujahidin diperintahkan untuk menghentikan semua operasi ofensif," kata juru bicara Taliban, Mohammad Naeem.

Idul Fitri akan dimulai pada Rabu atau Kamis besok tergantung pada penampakan bulan.

Naeem mengatakan para pejuang kelompok itu telah diperintahkan untuk menghentikan semua operasi militer terhadap pemerintah Afganistan, tetapi menambahkan mereka siap untuk membalas jika diserang oleh pasukan pemerintah.

Fraidoon Khwazoon, juru bicara Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afganistan, yang memimpin proses perdamaian, mengatakan kelompok itu menyambut baik pengumuman gencatan senjata Taliban.

Deklarasi gencatan senjata datang dua hari setelah pemboman di luar sebuah sekolah di bagian barat ibu kota Afganistan, Kabul, yang menewaskan sedikitnya 68 orang, kebanyakan dari mereka adalah pelajar, dan melukai lebih dari 165 lainnya.

Pemimpin pemerintah Afganistan mengatakan Taliban berada di balik serangan itu. Taliban membantah terlibat dalam pemboman dan mengutuk peristiwa tersebut. Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Baca juga: Hormati Idul Fitri, Taliban Stop Serang Pemerintah Afganistan Selama Tiga Hari

Sumber: ALJAZEERA

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

5 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

7 jam lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

12 jam lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

1 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

1 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

1 hari lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

2 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

2 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya