Jumlah Korban Ledakan Bom di SMA Afghanistan Bertambah Menjadi 85

Senin, 10 Mei 2021 21:07 WIB

Orang-orang berdiri di lokasi ledakan bom mobil di Kabul, Afganistan 8 Mei 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban ledakan bom mobil di SMA Sayed-ul-Shuhada, Kabul, Afghanistan pada Sabtu lalu bertambah. Dikutip dari CNN, total ada 85 orang yang tewas dalam insiden itu dengan mayoritas korban adalah siswa perempuan. Sementara itu, untuk korban luka-luka, bertambah sebanyak 147 orang.

"Ledakan yang terjadi begitu besar dan begitu dekat dengan lokasi sekolah sehingga beberapa dari mereka (pelajar) belum ditemukan," ujar pejabat Afghanistan yang enggan disebutkan namanya, Ahad kemarin, 9 Mei 2021.

Per berita ini ditulis, siapa yang bertanggung jawab atas insiden terkait belum diketahui. Taliban, yang diyakini sebagai dalang oleh Pemerintah Afghanistan, membantah. Taliban malah mengatakan bahwa mereka tengah menghentikan segala serangan menjelang perayaan Idul Fitri. Adapun bom mobil memang merupakan salah satu cara andalan mereka selama ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi pada Sabtu sore di kawasan Dasht-e-Barchi, Kabul Barat, Afghanistan. Ledakan terjadi di depan sekolah saat para siswa sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing.

Selama ini, Dasht-e-Barchi memang kerap menjadi sasaran serangan teror milisi Sunni dan Taliban. Salah satu alasannya karena kawasan tersebut padat dengan anggota komunitas Muslim Syiah. Adapun beberapa serangan teror yang pernah mereka lakukan mulai dari bom bunuh diri di Kemendagri Afghanistan hingga pembantaian di rumah sakit ibu dan anak.

Seorang perempuan yang terluka dibawa ke rumah sakit setelah ledakan bom mobil di Kabul, Afganistan 8 Mei 2021. [REUTERS / Mohammad Ismail]


Di lapangan, Pemerintah Afghanistan menerjunkan aparat ke berbagai sudut kota Kabul. Mereka diminta berjaga sebagai antisipasi atas serangan lanjutan. Walau begitu, tidak semua sekolah dan ruang publik bisa mereka kawal untuk saat ini.

Sementara itu, di saat bersamaan, berbagai negara melayangkan kecaman atas peristiwa yang terjadi. Pemerintah India, misalnya, menyatakan teror bom mobil di Dasht-e-Barchi mengancam masa depan sejumlah warga Afghanistan.

"Pelakunya jelas-jelas berniat menghancurkan segala capaian dan hasil kerja keras Afghanistan selama dua dekade terakhir," ujar mereka. Sebagaimana diketahui, Afghanistan bekerjasama dengan Militer Amerika untuk memukul mundur milisi atau kelompok pemberontak selama 20 tahun terakhir. Pada 1 Mei kemarin, Militer Amerika secara resmi mulai menarik pasukannya.

Pemerintah Cina melayangkan komentar yang berbeda. Menurut Duta Besar Cina untuk Afghanistan, Wang Yu, penarikan pasukan oleh Militer Amerika turutr berperan atas terjadinya serangan. Sebab, hal itu memunculkan celah di mana milisi atau kelompok teroris bisa menyerang Taliban.

"Kami meminta tentara asing di Afghanistan untuk menimbang keamanan dan keselamatan warga di Afghanistan serta kawasan di sekitarnya. Lakukan penarikan dengan pantas dan hindari segala hal yang berpotensi memicu penderitaan warga Afghanistan," ujar Wang Yu.

Baca juga: Hormati Idul Fitri, Taliban Stop Serang Pemerintah Afganistan Selama Tiga Hari

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

34 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

52 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

53 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

57 hari lalu

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Polda Jatim Selidiki Peristiwa Ledakan Bom di Rumah KPPS Pamekasan

20 Februari 2024

Polda Jatim Selidiki Peristiwa Ledakan Bom di Rumah KPPS Pamekasan

Polda Jawa Timur menyelidiki peristiwa ledakan di rumah Husairi, Ketua KPPS di TPS 06 Dusun Timur, Pamekasan

Baca Selengkapnya

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

1 Februari 2024

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

Ini menjadi pembunuhan kedua terhadap kandidat terkait dengan partai mantan PM Pakistan Imran Khan

Baca Selengkapnya

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

1 Februari 2024

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

Lebih dari 7,5 juta anak balita akan menerima vaksin polio di 21 dari 34 provinsi di Afghanistan

Baca Selengkapnya