Benjamin Netanyahu Tegaskan Sikap Israel Soal Sheikh Jarrah Tak Berubah
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Minggu, 9 Mei 2021 19:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Israel bergeming meski mendapat tekanan dari berbagai negara soal isu pembangunan di Yerusalem, termasuk rencana penggusuran warga Palestina dari permukiman Sheikh Jarrah. Dikutip dari kantor berita Reuters, PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa rencana pembangunan mereka di Yerusalem Timur tak akan berubah meski ada banyak tentangan.
"Kami menolak segala tekanan untuk menghentikan rencana pembangunan di Yerusalem. Saya menyesalkan tekanan ini semakin banyak beberapa hari terakhi," ujar Benjamin Netanyahu dalam keterangannya soal Yerusalem Timur, Ahad, 9 Mei 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, ketegangan antara Palestina dan Israel meningkat selama bulan Ramadan. Hal tersebut mulai dari perkelahian di Gerbang Damaskus hingga puncaknya adalah kerusuhan di Masjid Al-Aqsa pada hari Jumat dan Sabtu kemarin.
Dari dua kerusuhan di Masjid Al-Aqsa, bentrokan di hari Jumat yang memakan korban cedera paling banyak. Menurut laporan Reuters, sebanyak 205 warga Palestina dan 17 polisi Israel mengalami luka-luka dalam kerusuhan tersebut. Adapun kerusuhan dipicu rencana Israel menggusur warga lokal di Sheikh Jarrah yang sejatinya masuk Palestina.
Tak lama setelah kerusuhan terjadi, Israel dibanjiri kritik dari berbagai negara. Mereka mengecam apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa dan rencana penggusuran warga Palestina. Salah satu kritik datang dari Amerika yang meminta Israel untuk menahan diri, menghindari tindakan-tindakan yang memicu ketegangan selama bulan suci Ramadan.
Netanyahu melanjutkan bahwa kegiatan pembangunan di Yerusalem Timur, termasuk Sheikh Jarrah, adalah hak negaranya. Sebab, kata ia, Yerusalem adalah adalah Ibu Kota dari Israel. Oleh karenanya, apapun tentangan yang ada, Netanyahu memastikan pembangunan akan tetap berlanjut seperti yang berlangsung selama ini.
Perihal kerusuhan di Masjid Al-Aqsa, Netanyahu menyatakan dirinya pun tak menginginkan kerusuhan terjadi di sana. Ia mengklaim Israel sangat toleran terhadap kebebasan beragaman dan beribadah. Namun, menurut Netanyahu, penertiban harus ia lakukan karena warga Palestina telah bertindak kasar terhadap aparat Israel di matanya.
"Kami tidak akan membiarkan elemen-elemen ekstrimis mengganggu kedamaian di Yerusalem. Kami tidak akan membiarkan kerusuhan," ujar Netanyahu menegaskan.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Sabtu kemarin menyatakan insiden di Al-Aqsa sebagai tanggung jawab Israel. Ia pun menentang rencana pembangunan di Yerusalem Timur yang akan mengikutkan Sheikh Jarrah. Atas hal tersebut, ia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menggelar sesi soal isu Yerusalem Timur.
Baca juga: Paus Fransiskus Desak Kekerasan di Yerusalem Dihentikan
ISTMAN MP | REUTERS