Pakar Memprediksi Bakal Ada Gelombang Baru COVID-19 di India

Kamis, 6 Mei 2021 14:30 WIB

Seorang pasien yang menderita penyakit Covid-19 menerima perawatan di bangsal sebuah rumah sakit di New Delhi, India, 1 Mei 2021. [REUTERS / Danish Siddiqui]

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 di India belum akan selesai dalam waktu dekat menurut pakar epidemi pemerintah. Bahkan, menurut mereka, gelombang baru pandemi COVID-19 tidak terhindarkan apabila melihat situasi di India saat ini.

"Gelombang ketiga tak terhindarkan apabila melihat tingginya angka peredaran virus COVID-19. Namun, belum jelas perihal kapan gelombang ketiga ini bakal muncul. Kita harus bersiap untuk gelombang baru," ujar Kepala Penasihat Sains Pemerintah India, Vijay Raghavan, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 6 Mei 2021.

Per berita ini ditulis, India tercatat memiliki 21 juta kasus dan 230 ribu kematian akibat COVID-19. Jumlah kasus dan kematian harian relatif terus bertambah dengan angka tertinggi 412 ribu kasus serta 3.982 korban jiwa per hari. Angka tersebut dicapai pada hari Kamis kemarin.

Menurut berbagai pakar, angka tersebut belum sepenuhnya representatif. Alasan mereka, masih ada wilayah-wilayah di mana pelaporan jumlah kasus serta kematian belum akurat. Oleh karenanya, untuk situasi ril, mereka menyakini angka kasus dan kematian bisa 5-10 kali lipat lebih besar dari apa yang tercatat.

Seorang polisi meminta orang-orang yang datang mengantre vaksinasi untuk pergi saat mereka berdiri di luar gerbang pusat vaksinasi Covid-19 yang ditutup karena tidak tersedianya pasokan vaksin Covid-19, di Mumbai, India, 3 Mei 2021. [REUTERS / Francis Mascarenhas]

Untuk menekan angka kasus dan kematian tersebut, mereka menyarankan lockdown nasional. Pemerintah India, sejauh ini, masih menolak lockdown dengan kekhawatiran hal itu akan berdampak ke perekonomian India. Apa yang mereka anjurkan ada adalah pembatasan sosial dengan skala disesuaikan negara bagian masing-masing.

Sementara Pemerintah India enggan menerapkan lockdown, efek pandemi COVID-19 di India telah merembet ke negara-negara tetangga. Nepal, misalnya, dilaporkan mengalami kenaikan jumlah kasus COVID-19 hingga 57 kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, dari test yang berjalan, 44 persen hasilnya positif COVID-19.

Potensi efek pandemi menembus Myanmar pun tak tertutup. Negara bagian Mizoram, yang berbatasan dengan Myanmar, sudah kelimpungan. Rumah sakit kepenuhan. Saking kepenuhannya, mereka sampai memulangkan sejumlah pasien. Selain itu, jumlah ventilator yang tersedia pun tinggal 14.

"Menurut saya lockdown nasional memang diperlukan untuk mengendalikan situasi," ujar juru bicara pemerintah negara bagian Mizoram, Z.R. Thiamsanga soal efek Pandemi COVID-19 di India.

Baca juga: Akibat Pandemi di India, Kasus COVID-19 di Nepal Naik 57 Kali Lipat

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

13 jam lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

14 jam lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

6 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

10 hari lalu

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.

Baca Selengkapnya

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

10 hari lalu

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya