India Masuk 10 Besar Negara dengan Belanja Vaksin COVID-19 Terbesar

Kamis, 29 April 2021 16:30 WIB

Seorang pria dengan gangguan pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di dalam mobilnya di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah penyebaran COVID-19 di Ghaziabad, India, 24 April 2021. REUTERS/Danish Siddiqui

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi menjadi harapan India untuk menekan dampak gelombang pandemi COVID-19. Sebagaimana diketahui, gelombang tersebut telah membuat India berkali-kali memecahkan rekor angka kasus harian dalam beberapa hari terakhir. Namun, realita di lapangan, tidak ada cukup vaksin untuk merespon gelombang tersebut.

Menurut data Duke Global Health Innovation Center, 29 April 2021, India sesungguhnya masuk dalam daftar 10 besar negara dengan belanja vaksin terbanyak. Berada di urutan ke-10 setelah Indonesia, India tercatat telah membeli kurang lebih 205,5 juta dosis vaksin COVID-19. Namun, jumlah tersebut masih belum cukup.

"Mustahil meningkatkan kapasitas sistem kesehatan publik yang ada dalam waktu setahun untuk mengimbangi apa yang kita hadapi sekarang," ujar Kepala Penasihat Sains Pemerintah India, K. Vijay Raghavan, dikutip dari Channel News Asia.

Dengan 205,5 juta dosis vaksin COVID-19, India hanya mampu mengcover 8 persen dari 1,4 miliar penduduknya. Hasilnya, India berada di urutan ke-56 untuk urusan vaksinasi per kapita. Dari 100 orang India, hanya 11 di antaranya yang telah divaksinasi. Angka itu jelas kontras apabila dibandingkan dengan Amerika yang bisa memvaksinasi 69 per 100 orang.

Dengan jumlah vaksin yang masih timpang dengan kebutuhan, India tidak memiliki pilihan selain harus mencari bantuan. Untuk saat ini produksi lokal tak bisa diharapkan karena bahan baku yang habis. Jalur sumbangan adalah jalan tercepat untuk saat ini.

Orang-orang mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen medis yang kosong untuk pasien COVID-19 di depan sebuah toko di New Delhi, India, Senin, 26 April 2021. Lonjakan kasus selama hampir satu pekan membuat gelombang kedua Covid-19 di India dijuluki sebagai tsunami Covid-19. Xinhua/Partha Sarkar

India melobi berbagai negara untuk bisa mendapatkan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar. Salah satunya adalah Amerika yang berniat menyumbangkan 60 juta dosis vaksin AstraZeneca-nya ke berbagai negara. PM India Narendra Modi dikabarkan melobi Presiden Joe Biden untuk bisa mendapatkan porsi terbesar dari sumbangan itu.

Sejauh ini, Pemerintah Amerika belum memberikan pernyataan soal seberapa besar vaksin COVID-19 yang akan diberikan ke India. Namun, Amerika sudah memberikan bantuan pendahuluan senilai US$100 juta (Rp1,4 trilun). Salah satunya berupa bahan baku produksi vaksin.

"Seperti bagaimana India dulu membantu ketika rumah sakit kami kewalahan akibat pandemi, Amerika juga bersungguh-sungguh ingin membantu India," ujar pernyataan pers Gedung Putih.

Kondisi kekurangan vaksin ini jelas ironis dengan status India dulu. Sebelum pandemi meledak, 60 persen produksi vaksin global dikuasai oleh India. India memiliki salah satu produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India (SII). Ketika WHO membentuk COVAX untuk meratakan distribusi vaksin, SII langsung digandeng untuk meningkat produksi vaksin.

Janji India kepada WHO, SII bakal memproduksi 200 juta dosis vaksin COVID-19 untuk 92 negara. Namun, gelombang kedua Pandemi COVID-19 merusak rencana itu. Sekarang gantian India yang membutuhkan bantuan.

Baca juga: Pandemi COVID-19 di India Lagi-lagi Pecahkan Rekor Kasus Harian

ISTMAN MP | CNN | CHANNEL NEWS ASIA







Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

22 jam lalu

Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

Narendra Modi berusaha memenangi Pemilu India untuk masa jabatan ketiga berturut-turut didukung oleh nasionalisme Hindu dan popularitas pribadinya.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

22 jam lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

3 hari lalu

Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

PM India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi untuk memperkuat basis garis kerasnya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

3 hari lalu

Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

Deepfake video palsu yang dibuat menggunakan perangkat lunak digital

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

3 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

4 hari lalu

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.

Baca Selengkapnya

Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

4 hari lalu

Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

Beberapa video deepfake tersebar selama masa pemilu India, menampilkan dua aktor Bollywood papan atas yang tampak mengkritik Perdana Menteri Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya