Junta Myanmar Tunggu Situasi Stabil Baru Mau Terapkan Konsensus ASEAN

Rabu, 28 April 2021 16:00 WIB

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar belum menunjukkan sikap tegas maupun rencana jelas terkait pelaksanaan lima poin konsensus ASEAN. Dikutip dari Channel News Asia, Junta Myanmar menyatakan baru akan mempertimbangkan aplikasi lima poin konsensus penyelesaian krisis itu apabila situasi sudah stabil.

Sebagaimana diketahui, situasi di Myanmar masih jauh dari stabil. Per berita ini ditulis, jumlah korban jiwa dan tahanan politik terus bertambah. Menurut laporan Asoasiai Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik, total ada 750 korban jiwa dan 3400 lebih tahanan politik sejak kudeta dilakukan pada 1 Februari lalu.

"Kami akan mempertimbangkan anjuran konstruktif yang dibuat oleh para pemimpin ASEAN apabila situasi di Myanmar sudah stabil," ujar Junta Myanmar dalam keterangan persnya pada Selasa kemarin, 27 April 2021.

Junta Myanmar melanjutkan, mereka akan sangat mengapresiasi apabila negara-negara anggota ASEAN juga membantu implementasi lima poin konsensus. Apabila mengacu pada isinya, ASEAN memang akan terlibat dalam dialog konstruktif ataupun mediasi bersama segala pihak yang terlibat dalam krisis Myanmar.

Secara terpisah, Juru Bicara Junta Myanmar Zaw Min Tun mengklaim Panglima Militer Min Aung Hlaing puas dengan pelaksanaan KTT ASEAN. Menurut Min Aung Hlaing, kata Zaw Min Tun, konferensi pada pekan lalu itu memberi kesempatan Junta Myanmar untuk memberikan keterangan versinya soal krisis yang terjadi.

Mantan Dubes Amerika untuk Myanmar, Scot Marciel, was-was lima poin konsensus KTT ASEAN tidak akan dijalani Junta Myanmar. Menurutnya, pernyataan terbaru junta mengindikasikan mereka mulai menghindari pelaksanaan konsensus itu.

Presiden Joko Widodo (kanan) menghadiri pertemuan KTT ASEAN yang dihadiri oleh kepala negara ASEAN dan perwakilan di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta, Sabtu, 24 April 2021. KTT ASEAN yang pertama kali dilakukan secara tatap muka saat pandemi COVID-19 tersebut salah satunya membahas tentang krisis Myanmar. ANTARA FOTO/HO/ Setpres-Muchlis Jr


"ASEAN tidak boleh gentar melihat Junta Myanmar mulai menghindari keputusan yang dicapai pada KTT ASEAN Sabtu pekan lalu."

"Perlu ada tindak lanjut sesegera mungkin dan hukuman kepada Junta Myanmar untuk penundaan apapun. Ada alasannya kenapa tidak ada satupun warga yang mempercayai Militer Myanmar," ujar Marciel.

Dalam KTT ASEAN, konsensus yang dihasilkan melingkupi berbagai hal. Kelimanya terdiri atas dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara segala pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman delegasi ASEAN ke Myanmar. Harapannya, dengan konsensus itu dilaksanakan, krisis bisa segera diakhiri.

Baca juga: Pejabat Amerika Ingin Militer Myanmar Dijatuhi Sanksi Lebih Banyak

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

4 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

4 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

9 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya