Senat AS Loloskan RUU untuk Perangi Kejahatan Rasial Terhadap Orang Asia

Jumat, 23 April 2021 13:30 WIB

Seorang perempuan memegang plakat saat dia berpartisipasi dalam unjuk rasa Stop Asian Hate di Columbus Park di New York City, AS, 3 April 2021. [REUTERS / Jeenah Moon]

TEMPO.CO, Jakarta - Senat AS pada Kamis meloloskan RUU kejahatan rasial untuk memerangi kekerasan terhadap orang Asia-Amerika akibat pandemi Covid-19.

RUU itu lolos 94 banding 1, dengan Senator Missouri Josh Hawley satu-satunya yang tidak memberikan suara.
RUU itu harus melewati Dewan Perwakilan Rakyat, di mana Demokrat memiliki mayoritas jelas dan Presiden Joe Biden telah meminta RUU diloloskan.

"Ketika diberi kesempatan untuk bekerja, Senat dapat bekerja. Anggota dari kedua majelis telah bekerja bersama...untuk mempertimbangkan dan menyempurnakan serta memberlakukan undang-undang menanggapi masalah yang mendesak," kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer di lantai Senat awal minggu ini, dikutip dari Reuters, 23 April 2021.

Laporan kekerasan terhadap orang Amerika keturunan Asia telah melonjak sejak awal pandemi virus corona. Aktivis dan polisi mengatakan kekerasan anti-Asia dipicu oleh komentar dari mantan Presiden Donald Trump yang menyalahkan pandemi di Cina menggunakan istilah rasis seperti "kung flu".

"Undang-undang ini akan meningkatkan tanggapan Departemen Kehakiman terhadap peningkatan mengerikan dalam insiden kebencian yang menargetkan komunitas Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik (AAPI)," kata Senator Demokrat, Dick Durbin.

Advertising
Advertising

Senat memberikan suara 92-6 pada 14 April untuk memajukan tindakan tersebut. Senator dari kedua partai telah mengerjakan perubahan pada draf RUU.

"Pembicaraan bipartisan yang sungguh-sungguh telah meningkatkan undang-undang ini secara signifikan di belakang layar," kata Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell pekan ini.

Salah satu perubahan, Jabara-Heyer NO HATE Act, akan menyediakan dana untuk meningkatkan pelaporan kejahatan rasial dan memperluas sumber daya bagi para korban. RUU itu dinamai Khalid Jabara, seorang Arab-Amerika yang dibunuh oleh tetangganya pada tahun 2016, dan Heather Heyer, terbunuh pada tahun 2017 ketika sebuah mobil melaju ke arah pengunjuk rasa setelah unjuk rasa supremasi kulit putih di Virginia.

RUU antikekerasan rasial, yang dibuat oleh Senator Demokrat Mazie Hirono dan Perwakilan Grace Meng, menunjuk seorang karyawan Departemen Kehakiman untuk mempercepat peninjauan kejahatan rasial yang dilaporkan ke polisi selama pandemi Covid-19.

RUU ini memberikan panduan bagi lembaga penegak hukum lokal untuk melaporkan kejahatan rasial, memperluas kampanye pendidikan publik, dan memerangi bahasa diskriminatif dalam menggambarkan pandemi Covid-19.

Baca juga: WNI di Amerika Serikat Jadi Korban Penyerangan Anti-Asia

REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

7 hari lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

8 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya