Australia Batasi Penerbangan dari India

Kamis, 22 April 2021 18:38 WIB

TEMPO.CO, - Pemerintah Australia membatasi penerbangan dari India seiring lonjakan drastis kasus COVID-19 di negara itu. Pembatasan tersebut akan mengakibatkan pengurangan 30 persen dalam penerbangan langsung dari India ke Sydney dan penerbangan sewaan yang mendarat di Northern Territory.

Perdana Menteri Scott Morrison, berbicara kepada wartawan setelah pertemuan Kabinet Nasional, mengatakan bahwa dia akan mengumumkan secara resmi dalam 24 jam ke depan ketika pembatasan baru akan diberlakukan. "Kami berada di tengah pandemi global yang sedang berkecamuk. Dan Australia telah berhasil melewati pandemi ini. Kami memiliki pengaturan perbatasan yang sangat efektif," katanya dikutip dari Reuters, Kamis, 22 April 2021.

"Akan terus ada kesempatan bagi mereka untuk kembali dari tempat-tempat seperti India tetapi dalam keadaan yang sangat terkendali," ucap dia.

Advertising
Advertising

Australia saat ini mengizinkan sekitar 5.800 warga negara atau penduduk tetap untuk memasuki wilayahnya setiap pekan sebelum dikarantina selama dua minggu di hotel. Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang biasanya dari India setiap minggu.

Dalam lonjakan besar kasus virus baru, India mencatat rekor jumlah infeksi harian baru di mana pun di dunia pada hari ini, bahkan melampaui Amerika Serikat pada puncak pandemi tahun lalu.

"Australia akan mengadopsi model yang lebih mirip dengan Inggris," kata Morrison. Inggris melarang kedatangan jika mereka telah mengunjungi negara mana pun dalam daftar zona merah dari sekitar 40 negara dalam 10 hari terakhir.

"Meskipun kami tidak mengadopsi daftar itu, itu memberi anda sedikit gambaran tentang jenis pendekatan yang akan kami upayakan untuk diterapkan dari negara-negara berisiko tinggi itu," kata Morrison.

Komentar Morrison muncul ketika dua negara bagian Australia mendesak staf dan tamu di hotel karantina COVID-19 untuk segera diuji dan mengisolasi diri sepenuhnya serta meluncurkan penyelidikan terhadap tiga kasus dugaan pelancong yang tertular virus dari penduduk lain.

Australia menutup perbatasannya bagi WNA dan penduduk tetap lebih dari setahun yang lalu untuk mengatasi pandemi. Pelancong yang datang dari luar negeri diharuskan menjalani karantina hotel selama dua minggu dengan biaya sendiri.

Baca juga: Australia Batalkan Dua Kesepakatan One Belt One Road dengan Cina

Sumber: REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

19 jam lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

20 jam lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

20 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

22 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

1 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya