Kudeta Militer Bikin Jutaan Warga Myanmar Terancam Kelaparan

Kamis, 22 April 2021 17:27 WIB

Pengunjuk rasa anti-kudeta militer membuat barikade saat mereka terlibat bentrok dengan pasukan keamanan di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. Hingga kini sudah sekitar 200 demonstran yang tewas akibat kekerasan dari militer Myanmar. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan jutaan orang di Myanmar diperkirakan bakal kelaparan dalam beberapa bulan ke depan jika krisis politik di sana tak kunjung selesai. Kerawanan pangan meningkat tajam di Myanmar setelah kudeta militer dan krisis keuangan yang mendalam.

Analisis Program Pangan Dunia (WFP) memperkirakan lebih dari 3,4 juta orang akan berjuang untuk membeli makanan dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Masyarakat di daerah perkotaan akan terkena dampak paling parah karena kehilangan pekerjaan meningkat di bidang manufaktur, konstruksi dan jasa serta kenaikan harga pangan.

"Semakin banyak orang miskin kehilangan pekerjaan dan tidak mampu membeli makanan," kata direktur negara WFP, Stephen Anderson, dikutip dari Reuters, Kamis, 22 April 2021.

Advertising
Advertising

Anderson menyerukan semua pihak merespon krisis di Myanmar guna meringankan penderitaan masyarakat dan untuk mencegah kerawanan pangan.

WFP mengatakan harga pasar beras dan minyak goreng telah naik masing-masing sebesar 5 persen dan 18 persen sejak akhir Februari, dengan tanda-tanda bahwa keluarga di ibu kota komersial Yangon melewatkan makan, makan makanan yang kurang bergizi, dan berhutang.

Badan tersebut berencana untuk memperluas operasi, tiga kali lipat menjadi 3,3 juta jumlah orang yang dibantunya, dan menyalurkan US$ 106 juta.

Seorang juru bicara junta Myanmar tidak segera menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar.

Tentara Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis pada 1 Februari, menjerumuskan negara Asia Tenggara itu ke dalam kekacauan.

Krisis telah membuat sistem perbankan macet, menutup banyak cabang, membuat bisnis tidak dapat melakukan pembayaran dan pelanggan tidak dapat menarik uang tunai.

Banyak orang bergantung pada kiriman uang dari kerabat di luar negeri. Sebagian besar impor dan ekspor telah dihentikan dan pabrik-pabrik ditutup.

Bank Dunia memperkirakan PDB Myanmar akan berkontraksi 10 persen pada tahun 2021, kebalikan dari tren yang sebelumnya positif.

Sebelum kudeta, WFP mengatakan sekitar 2,8 juta orang di Myanmar dianggap rawan pangan.

Baca juga: Menjelang KTT ASEAN, Malaysia Tegaskan Sikap Soal Krisis Myanmar

Sumber: REUTERS

Berita terkait

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

3 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

4 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

4 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

6 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Enam Minggu Lagi, Jalur Gaza Kemungkinan Terjerumus dalam Kelaparan

6 hari lalu

Enam Minggu Lagi, Jalur Gaza Kemungkinan Terjerumus dalam Kelaparan

Jalur Gaza bisa melampaui ambang batas kelaparan karena kerawanan pangan, kekurangan gizi dan kematian dalam enam minggu.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

6 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

6 hari lalu

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

6 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

7 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

9 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya