Tangkal Aksi Klaim Cina, Duterte Kirim Kapal AL ke Laut Cina Selatan

Selasa, 20 April 2021 12:00 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte tiba bersama putri sekaligus ibu negara Sara Duterte-Carpio untuk menghadiri upacara penobatan Kaisar Jepang Naruhito di Tokyo, Jepang 22 Oktober 2019. [Carl Court / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte khawatir Cina akan mencoba mengklaim wilayah perairan negaranya di Laut Cina Selatan. Hal itu menyusul aksi Cina yang mengirim 220 kapal laut ke wilayah perairannya. Oleh karena itu, Duterte berencana mengirimkan kapal angkatan lautnya untuk memastikan tidak ada upaya klaim atas wilayah perairannya.

"Saya tidak bergitu tertarik dengan urusan perikanan. Menurut saya tidak banyak ikan (di perairan Filipina) yang pantas untuk diributkan. Namun, ketika ini sudah berurusan dengan eksplorasi cadangan migas, maka saya akan mengirimkan kapal militer untuk menegaskan klaim," ujar Duterte, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 19 April 2021.

Diberitakan sebelumnya, 220 kapal Cina merapat di wilayah perairan Filipina, Laut Cina Selatan, pada Maret lalu. Mereka berdalih merapat di perairan Filipina untuk menghindari ganasnya lautan saat itu.

Filipina tidak percaya dengan pernyataan Cina. Mereka menyakini Cina berupaya menguasai cadangan migas yang berada di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina. Di sisi lain, sudah bukan rahasia umum bahwa Cina mengklaim keseluruhan Laut Cina Selatan sebagai miliknya, menyebutnya sebagai Nine Dash Line.

Meski Filipina meragukan alasan kapal-kapal Cina, berbagai pihak kecewa terhadap reaksi yang diberikan administrasi Duterte. Menurut berbagai kritikus, Duterte seharusnya lebih tegas lagi ke Cina karena negeri tirai bambu jelas tidak memiliki niat baik dengan menaruh ratusan kapal di ZEE Filipina.

Personel Penjaga Pantai Filipina berpatroli di dekat kapal Cina yang diyakini diawaki oleh personel milisi maritim Cina di Whitsun Reef, Laut Cina Selatan, dalam foto yang dipublikasi oleh penjaga Pantai Filipina pada Kamis, 15 April 2021. Filipina menuduh Cina telah mengumpulkan lebih dari 240 kapal di perairan teritorial negara Asia Tenggara itu. Philippine Coast Guard via REUTERS


Duterte melanjutkan, ia sejatinya tidak ingin hubungan Filipina dan Cina memburuk. Namun, kata ia, dirinya tidak bisa tinggal diam jika sumber daya alam Filipina diambil tanpa izin atau kesepakatan tertentu.

"Jika mereka mulai mengebor (di ZEE Filipina), saya akan berkata kepada Cina, apakah itu masuk dalam kesepakatan? Jika tidak masuk dalam kesepakatan, maka saya juga akan melakukan pengeboran migas di sana," ujar Duterte.

Sebagai catatan, beberapa tahun terakhir Duterte mencoba membangun aliansi dengan Cina. Negeri tirai bambu tersebut berjanji akan ada bantuan pinjaman serta investasi, untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, jika Filipina mau bersekutu. Filipina menyetujuinya, namun janji itu belum pernah terealisasi yang memicu kemarahan sejumlah politisi nasionalis.

Duterte bergeming, mencoba mempertahankan hubungan baik dengan Cina. Ia beberapa kali berkata, Cina terlalu kuat untuk dikonfrontasi langsung oleh Filipina dan ia tak ingin masuk ke perang yang tak mungkin dimenangkan. Namun, situasi 220 kapal di ZEE meningkatkan tekanan ke Duterte untuk segera bertindak tegas ke Cina.

Baca juga: Perairannya Diganggu Kapal Cina, Filipina Mau Latihan Militer Lagi dengan AS

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

18 jam lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

20 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

20 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

21 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya