Menteri Kesehatan Kyrgyzstan Promosikan Akar Tanaman Beracun untuk Obat Covid-19

Senin, 19 April 2021 06:00 WIB

Kementerian Kesehatan Kyrgyzstan merekomendasikan ekstrak akar aconitum soongaricum untuk obat Covid-19.[Radio Free Europe/Radio Liberty]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Kyrgyzstan pada Jumat mengatakan mau menggunakan tonik herbal sebagai obat Covid-19, meski ahli medis mengatakan tanaman itu mengandung racun dan berpotensi mematikan.

Pengumuman menteri kesehatan muncul setelah presiden Kyrgyzstan memuji obat tersebut, meskipun ada peringatan dari seorang ahli medis bahwa obat itu mengandung racun mematikan.

Dikutip dari Reuters, 18 April 2021, Menteri Kesehatan Alymkadyr Beishenaliyev meminum larutan yang terbuat dari ekstrak akar aconitum soongaricum pada sebuah pertemuan online untuk menunjukkan bahwa itu aman.

"Mereka dengan gejala ringan sembuh dalam satu hari, mereka dengan penyakit yang lebih akut membutuhkan tiga sampai empat hari," katanya, dikutip dari Reuters, 18 April 2021.

Presiden Sadyr Japarov secara pribadi telah memberi dokter resep yang diturunkan kepadanya oleh ayahnya, dan mereka sudah menggunakannya, kata Beishenaliyev.

Advertising
Advertising

Tetapi Bermet Baryktabasova, seorang ahli obat-obatan dan mantan penasihat kementerian kesehatan, mengatakan aconitum sebagai tanaman paling beracun di Kyrgyzstan.

"...Bahkan dosis terkecil dari ekstraknya memiliki efek negatif yang kuat pada tubuh dan orang tersebut bisa cepat mati," katanya. "Kita jatuh lagi ke Abad Pertengahan."

Sehari sebelumnya, Presiden Sadyr Japarov mengumumkan di Facebook bahwa negaranya menemukan metode yang "efektif" untuk mengobati Covid-19.

Dilaporkan Radio Free Europe/Radio Liberty, Japarov mengunggah video di Facebook yang menunjukkan pria tanpa peralatan pelindung membuat larutan dalam botol dengan ekstrak akar aconite, memperingatkan bahwa meminum larutan saat dingin dapat mengakibatkan kematian.

Saat mempromosikan aconitum soongaricum, Japarov juga mendesak warga Kyrgyzstan untuk memakai masker dan vaksinasi, dengan mengatakan bahwa sejauh ini hanya 4.000 orang yang menerima vaksin Covid-19 di negara berpenduduk enam juta itu.

Kyrgyzstan telah melaporkan lebih dari 90.000 kasus Covid-19 dengan lebih dari 1.500 kematian.

Para pemimpin beberapa negara telah meremehkan atau menghindari vaksin sebagai pengobatan virus corona. Mantan Presiden Tanzania John Magufuli, yang meninggal pada Maret, mengecam mereka sebagai bagian dari konspirasi Barat untuk merebut kekayaan Afrika. Sementara mantan Presiden AS Donald Trump, dalam komentar yang kemudian diklaimnya sarkastik, menyarankan menyuntikkan pemutih sebagai obat Covid-19.

Baca juga: Facebook Blokir Halaman Nicolas Maduro karena Promosikan Obat Covid-19 Palsu

REUTERS | RADIO FREE EUROPE/RADIO LIBERTY

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya