Denmark Jadi Negara Pertama yang Buang Vaksin AstraZeneca dari Program Vaksinasi

Kamis, 15 April 2021 06:30 WIB

Botol berlabel stiker rusak "AstraZeneca COVID-19 Coronavirus Vaccine" terlihat di depan bendera Denmark yang dipajang dalam ilustrasi yang ditampilkan pada 15 Maret 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Denmark pada Rabu memutuskan untuk tidak menggunakan vaksin AstraZeneca untuk program vaksinasi Covid-19 setelah vaksin itu terkait dengan kasus pembekuan darah langka.

Keputusan ini akan menunda skema vaksinasi Denmark yang dijadwalkan hingga awal Agustus mulai 25 Juli, kata otoritas kesehatan Denmark, dikutip dari Reuters, 15 April 2021.

Tetapi jadwal baru itu diasumsikan akan mulai menggunakan vaksin Johnson & Johnson, yang peluncurannya di Eropa juga telah ditunda karena masalah pembekuan darah serupa dan penggunaannya telah ditangguhkan oleh Denmark.

Vaksin Johnson & Johnson mencakup sekitar sepertiga dari total pasokan yang dikontrak Denmark.

Otoritas kesehatan Denmark mengatakan keputusan membuang vaksin AstraZeneca karena kasus pembekuan darah dari efek samping vaksin itu.

Advertising
Advertising

Søren Brostrøm, direktur lembaga kesehatan Denmark, mengatakan meskipun Organisasi Kesehatan Dunia dan Badan Obat Eropa (EMA) mendukung penggunaan AstraZeneca, kampanye vaksinasi Denmark akan terus berlanjut tanpa vaksin itu.

"Secara keseluruhan, kami harus mengatakan bahwa hasil menunjukkan ada sinyal efek samping yang nyata dan serius dalam vaksin dari AstraZeneca," kata Brostrøm dalam sebuah pernyataan, Euronews melaporkan.

"Berdasarkan pertimbangan keseluruhan, oleh karena itu kami memilih untuk melanjutkan program vaksinasi untuk semua kelompok sasaran tanpa vaksin ini."

Perawat Lily Harrington bersiap untuk memberikan vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca kepada PM Inggris Boris Johnson, di London, Inggris, Jumat, 19 Maret 2021. Negara-negara termasuk Jerman dan Prancis melanjutkan penggunaan vaksin tersebut setelah sempat memberhentikan pemberiannya. Frank Augstein via REUTERS

Di Denmark, dua penerima vaksin AstraZeneca mengalami pembekuan darah yang parah, salah satunya berakibat fatal.

Namun demikian, sebagian besar vaksinasi telah dilakukan dengan vaksin Pfizer/BioNTech.

Sekitar 150.000 orang Denmark telah menerima vaksin AstraZeneca dan sekarang akan ditawarkan suntikan berbeda untuk dosis kedua mereka, kata Brostrøm.

Astrazeneca mengatakan pihaknya menghormati pilihan Denmark dan akan terus memberikan data untuk menginformasikan keputusan di masa mendatang.

"Pelaksanaan dan peluncuran program vaksin adalah masalah yang harus diputuskan oleh masing-masing negara, berdasarkan kondisi lokal," kata perusahaan Anglo-Swedia itu, dikutip dari Reuters.

Badan pengawas obat Uni Eropa pekan lalu mengatakan telah menemukan kemungkinan adanya hubungan antara vaksin AstraZeneca dan trombosis sinus vena serebral (CVST), gumpalan darah otak.

Dikatakan risiko kematian akibat Covid-19 jauh lebih besar daripada risiko kematian akibat efek samping yang jarang terjadi, tetapi menyerahkan kepada masing-masing negara untuk membuat penilaian risiko sendiri dan memutuskan bagaimana cara memberikan vaksin AstraZeneca.

Baca juga: Fauci: Amerika Belum Butuh Vaksin AstraZeneca

REUTERS | EURONEWS

Berita terkait

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

11 hari lalu

Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

Hemofilia terjadi karena adanya gangguan dalam pembekuan darah. Penderita dapat mengalami pendarahan meski tidak terjadi trauma.

Baca Selengkapnya

Gedung Lama Bursa Efek Denmar yang Ikonik Kebakaran

11 hari lalu

Gedung Lama Bursa Efek Denmar yang Ikonik Kebakaran

Gedung lama bursa efek Denmark adalah gedung bersejarah, yang pucuk menaranya berbentuk empat ekor naga yang saling terjalin.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

23 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

26 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

30 hari lalu

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

Selain jadi salah satu kota memiliki durasi puasa terlama di dunia, Nuuk, Greenland juga menyimpan beberapa fakta menarik. Simak artikel menarik ini.

Baca Selengkapnya

Finlandia Pertahankan Posisi Teratas Negara Paling Bahagia di Dunia

38 hari lalu

Finlandia Pertahankan Posisi Teratas Negara Paling Bahagia di Dunia

Menurut laporan World Happiness Report, Finlandia bertahan di posisi pertama negara paling bahagia, disusul Denmark dan Islandia

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

42 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

52 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya