Paus Fransiskus Kritik Kudeta Myanmar Di Kala Junta Berkelit

Senin, 5 April 2021 15:00 WIB

Seorang pria menggunakan ketapel saat mereka berlindung di belakang barikade selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Ahad, 28 Maret 2021. Dilaporkan puluhan pendemo terluka dan meninggal saat aparat berupaya membubarkan kerumunan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus memanfaatkan momen khotbah hari raya Paskah untuk menyinggung isu-isu terhangat di dunia. Beberapa yang ia singgung adalah situasi kudeta di Myanmar dan konflik di Tigray. Paus Fransiskus menyebutnya sebagai skandal bersenjata dan menganggap memperburuk situasi pandemi COVID-19 yang belum usai.

"Pandemi COVID-19 masih menyebar, diikuti dengan krisis ekonomi dan sosial yang parah, terutama bagi yang miskin. Namun -- skandal ini -- konflik bersenjata tetap berjalan dan gudang persenjataan militer terus diperkuat," ujar Paus Fransiskus pada Ahad kemarin, dikutip dari kantor berita Reuters, 4 April 2021.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Myanmar kian ganas. Militer Myanmar secara terang-terangan mengincar, bahkan membunuh, warga yang melakukan perlawanan dan mendesak mereka untuk segera mengakhiri kudeta. Namun, Militer Myanmar mengklaim mereka sudah menahan diri dengan maksimal dalam menghadapi perlawanan warga.

Paus Fransiskus memberkati para hadirin setelah merayakan Misa Paskah di Basilika Santo Petrus di Vatikan 4 April 2021. Dalam pesan Paskahnya Paus Fransiskus meminta mempercepat distribusi vaksin COVID-19, terutama kepada orang miskin di dunia. Filippo Monteforte/Pool via REUTERS


Menurut data dari Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik, korban jiwa ada 550 lebih sementara tahanan politik ada 2.658 orang. Beberapa dari korban adalah anak kecil dengan yang termuda berada di kisaran usai 5-7 tahun.

Sementara itu, perihal jumlah tahanan politik, kemungkinan besar akan terus bertambah. Perkembangan terbaru, Militer Myanmar menerbitkan 60 surat penangkapan untuk influencer, model, musisi, aktivis, hingga politisi. Mereka hendak ditangkap atas tuduhan memprovokasi warga.

Hari ini, warga Myanmar akan kembali menggelar demonstrasi untuk mendesak kudeta diakhiri. Adapun demonstrasi tersebut juga akan meminta komunitas internasional untuk tidak ragu melakukan intervensi langsung dan juga sebagai apresiasi terhadap kelompok etnis bersenjata yang memutuskan berada di pihak warga. Pada Paskah kemarin, aksi lebih sederhana dengan melukis telur-telur Paskah dengan kata-kata perjuangan.

Telur paskah dilukis dengan slogan-slogan protes menentang kudeta militer, di Mandalay, Myanmar 3 April 2021. Sejak kudeta 1 Februari korban tewas tercatat mencapai 557 orang. REUTERS


Paus Fransiskus melanjutkan, dia berharap situasi di Myanmar bisa berakhir atau dituntaskan secara damai dan menghormati hak-hak asasi manusia. Hal itu menyusul kekhawatiran sejumlah pihak bahwa keterlibatan kelompok etnis bersenjata akan memicu perang saudara di Myanmar.

"Semoga upaya untuk menyelesaikan konflik secara damai terus berjalan, terutama menghormati hak-hak asasi manusia dan nilai dari sebuah nyawa Bisa melalui dialog secara kekeluargaan, konstruktif, dengan semangat rekonsiliasi dan persaudaraan," ujar Paus Fransiskus.

Seperti Paskah tahun lalu, perayaan kali ini digelar secara lebih sederhana. Publik dilarang berkumpul di Vatikan untuk mendengarkan khotbah Paus Fransiskus. Adapun ibadah selama Paskah tahun ini hanya dihadiri kurang lebih 200 orang yang ditempatkan di altar kedua St. Peter Basilica. Umumnya, dalam momen Paskah, 10 ribu orang bisa berkumpul di alun-alun St. Peter.

Baca juga: Militer Myanmar Kembali Klaim Telah Menahan Diri Sepanjang Kudeta

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

31 menit lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

6 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

9 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

20 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya