Warga Korea Selatan Siap-siap Pemilu Kepala Daerah

Kamis, 1 April 2021 17:00 WIB

Presiden Korea Selatan terpilih Moon Jae-in, menyapa para pendukungnya saat akan meninggalkan rumahnya di Seoul, Korea Selatan, 10 Mei 2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 10 juta pemilih di Korea Selatan akan memberikan hak suara mereka dalam pemilu untuk memilih Wali Kota Seoul dan Wali Kota Busan pada Jumat, 2 April 2021. Beberapa daerah lainnya di Negeri Gingseng juga akan menyusul melakukan pemilihan kepala daerah.

Pemilu ini dilakukan saat Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan partainya, yakni Partai Demokrat, sedang bergumul dengan harga rumah di negara itu yang tidak terkendali. Kondisi ini memperdalam kesenjangan di Korea Selatan. Saat yang hampir sama, hubungan Korea Selatan dan Korea Utara memburuk sehingga membuat perubahan politik yang lebih luas menjelang pemilu presiden pada Maret 2022 mendatang.

Baca juga: Aturan Social Distancing di Korea Selatan Diperpanjang

Presiden Korea Selatan terpilih Moon Jae-in, mengucapkan terima kasih saat menyapa para pendukungnya di Gwanghwamun Square, Seoul, 9 Mei 2017. Moon menjabat sebagai Kepala staf Presiden Roh Moo-hyun dari 2003-2008. REUTERS/Kim Kyunghoon

Advertising
Advertising

Hasil survei terakhir memperlihatkan partai oposisi Korea Selatan, Partai Rakyat Berkuasa, unggul di Seoul dan Busan. Itu bisa berarti untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, Partai Demokrat akan kehilangan kekuasaan di Seoul, yang berpopulasi 52 juta jiwa.

Sebuah survei yang dipublikasi pada Kamis, 1 April 2021, memperlihatkan pemilih dari semua kalangan usia mendukung Partai Rakyat Berkuasa. Dukungan diberikan pada kalangan usia 20 tahun-an, 30 tahun-an dan 60 tahun-an atau bahkan lebih tua.

“Jika partai Presiden Moon kalah, itu akan menjadi sebuah kekalahan telak yang akan membawa sebuah kematian politik baginya dan mengeleminasi setiap momentum untuk mendorong agenda politiknya,” kata Kim Hyung-joon, ilmuwan bidang politik dari Universitas Myongji di Seoul.

Menurut Kim, jika hasil survei itu menjadi kenyataan maka itu bukan berarti kandidat dari oposisi akan menjadi Presiden Korea Selatan yang selanjutnya. Melainkan kekuatan politik baru bisa muncul bahkan di kantong kekuasaan agar kelompok Presiden Moon tetap terkendali dan mencoba untuk membedakannya.

Presiden Moon berkuasa di Korea Selatan pada 2017. Ketika itu, Moon menjanjikan lapangan pekerjaan dan menyediakan tempat bagi semua warga negara Korea, di mana kalangan para pekerja keras bisa membeli rumah dengan harga terjangkau dan membangun biduk rumah tangga. Akan tetapi yang terjadi beberapa pekan ini, ada kemarahan yang menganggap kebijakan ekonominya gagal, termasuk caranya menangani pandemi Covid-19.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 hari lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

1 hari lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

2 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

2 hari lalu

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) ditunda hingga Pilkada selesai.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

3 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

3 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

3 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya