Iran dan Cina Teken Perjanjian Kerja Sama Selama 25 Tahun

Minggu, 28 Maret 2021 15:10 WIB

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Iran Hassan Rouhani.[Tehran Times]

TEMPO.CO, - Cina dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama selama 25 tahun pada Sabtu kemarin untuk memperkuat aliansi ekonomi dan politik mereka. Kesepakatan ini mereka ambil di tengah sanksi yang Amerika Serikat berikan kepada kedua negara.

"Hubungan antara kedua negara sekarang telah mencapai tingkat kemitraan strategis dan Cina berusaha untuk meningkatkan hubungan secara komprehensif dengan Iran," kata Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dikutip dari Reuters, Ahad, 28 Maret 2021.

Menurut Wang, hubungan Cina dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh situasi saat ini yang sedang berkonfrontasi dengan Amerika Serikat tetapi akan permanen dan strategis. "Iran memutuskan secara independen hubungannya dengan negara lain dan tidak seperti beberapa negara yang mengubah posisi mereka dengan satu panggilan telepon," ucap dia.

Advertising
Advertising

Kesepakatan ini membawa Iran ke dalam Belt and Road Initiative China, skema infrastruktur multi-triliun dolar yang dimaksudkan untuk membentang dari Asia Timur ke Eropa.

Proyek ini bertujuan untuk memperluas pengaruh ekonomi dan politik Cina secara signifikan dan telah menimbulkan kekhawatiran di Amerika Serikat.

Cina sering berbicara menentang sanksi AS terhadap Iran dan sebagian menentangnya. Menlu Iran Mohammad Javad Zarif menyebut Cina "teman untuk masa-masa sulit".

Wang bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani menjelang penandatanganan di Teheran. Perjanjian tersebut diharapkan mencakup investasi Cina di sektor-sektor seperti energi dan infrastruktur.

Rouhani juga mengapresiasi atas dukungan Cina untuk posisi Iran pada kesepakatan nuklir 2015. Dalam kesepakatan ini, Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional. "Kerja sama antara kedua negara sangat penting untuk implementasi kesepakatan nuklir dan pemenuhan kewajiban negara-negara Eropa," katanya.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berusaha untuk menghidupkan kembali pembicaraan dengan Iran tentang kesepakatan nuklir yang ditinggalkan pada 2018 oleh pendahulunya, Donald Trump. Iran ingin sanksi yang diberlakukan Trump dihapus sebelum negosiasi dilanjutkan.

"Di bawah pemerintahan baru, Amerika ingin mempertimbangkan kembali kebijakan mereka dan kembali ke perjanjian nuklir, dan Cina menyambut baik langkah mereka," kata Wang.

Dengan kesepakatan ini, Cina juga berjanji akan memberikan lebih banyak vaksin virus corona ke Iran, negara Timur Tengah yang paling parah terkena pandemi.

Baca juga: Khamenei Ragu Amerika Akan Benar-benar Batalkan Sanksi ke Iran

Sumber: REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

45 menit lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

9 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

10 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

11 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

13 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

14 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

17 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

20 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

21 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya