Donald Trump Sebut Pendukungnya Cium dan Peluk Polisi di Kerusuhan Capitol

Sabtu, 27 Maret 2021 12:00 WIB

Gestur Donald Trump dan ibu negara Melania Trump saat meninggalkan Gedung Putih, menjelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden, di Washington, AS, 20 Januari 2021. Trump memutuskan tidak hadir dalam pelantikan Joe Biden. REUTERS/Leah Millis

TEMPO.CO, Jakarta - Tak lagi menjadi Presiden Amerika tidak mengubah gaya Donald Trump dalam merespon isu sensitif. Ia masih kerap membuat klaim tak berdasar, bahan berbohong. Kali ini soal kerusuhan US Capitol, peristiwa yang membuatnya dimakzulkan dua kali. Trump menyebut pendukungnya bukan ancaman dalam peristiwa berdarah itu.

Klaim itu dikeluarkan Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News. Ketika ditanyai apakah ada kekhawatiran darinya soal penjagaan US Capitol diperketat usai kerusuhan, ia menganggapnya sebagai manuver politik yang berlebihan karena pendukungnya tidak seberbahaya kabar di media.

"Mereka sama sekali bukan ancaman sejak awal. Betul mereka masuk ke US Capitol dan mereka tidak seharusnya melakukan itu. Namun, mereka yang masuk berpelukan dan mencium para polisi dan penjaga. Mereka punya hubungan yang bagus," ujar Donald Trump, dikutip dari CNN, Jumat, 26 Marey 2021.

Donald Trump melanjutkan, karena para pendukungnya tidak berbuat jahat kepada penjaga, maka mereka diperbolehkan keluar masuk US Capitol. Tak ada pemaksaan ataupun perusakan ujar Trump.

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton


Ketika ditanyai lebih lanjut apakah sejumlah pendukungnya perlu dimintai tanggung jawab atas kerusuhan US Capitol, Donald Trump mengiyakan. Menurutnya, beberapa tetap perlu diperkarakan karena memasuki properti Pemerintah Amerika tanpa izin. Walau begitu, kata Trump, ada isu lain yang lebih penting dibandingkan pendukungnya di kerusuhan US Capitol.

Isu tersebut adalah Antifa. Menurut Donald Trump, Antifa melakukan hal yang lebih buruk dibandingkan pendukungnya dan seharusnya mereka lebih banyak mendapat perhatian.

"Ketika saya melihat Antifa di Washington, kerusakan yang mereka buat di sana dan di kota-kota lain itu tidak tersentuh. Tidak ada apapun yang terjadi pada mereka. Kenapa aparat tidak memburu Antifa?" ujar Donald Trump mencoba membawa isu ke hal lain.

Presenter Fox News mencoba membawa kembali Donald Trump ke isu kerusuhan US Capitol. Kepada Trump, ia bertanya, apakah dirinya mendukung proses hukum yang tidak memandang orientasi politik. Donald Trump menjawab mendukung proses hukum terhadap siapapun yang berbuat jahat terlepas apapun orientasi politiknya.

Dalam kasus kerusuhan US Capitol, puluhan orang ditetapkan sebagai tersangka untuk berbagai pasal mulai dari perusakan properti pemerintah Amerika, menerobos properti pemerintah secara paksa, hingga pembunuhan. Ada enam orang yang tewas dalam peristiwa tersebut.

Baca juga: Donald Trump Dikabarkan Balik ke Publik dengan Media Sosial Baru

ISTMAN MP | CNN



Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

6 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

6 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

7 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

9 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

12 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

14 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya